SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Bupati Gresik Dr. Sambari Halim Radianto menyatakan kesiapannya, bahkan mendukung rencana pembangunan Tanggul Kali Lamong. Degan catatan, pembangunannya agar kawasan Gresik tidak lagi kebanjiran KalimLamong serta dilakukan secara proporsional.
Pernyataan ini disampikan Bupati Sambari, saat acara jumpa pers di Ruang Puteri Cempo Kantor Bupati Gresik, Jumat (10/1). Saat itu bupati didampingi Wakil Bupati Mohammad Qosim, Kepala Inspektorat Edi Hadi Siswoyo, Kepala BPBD Tarso Sugito serta Kabag Humas dan Protokol Reza Pahlevi.
Sebagai bukati Pemkab Gresik serius, ujar bupati, dirinya sudah membentuk tim pembangunan tanggul Banjir Kali Lamong. Anggota tim Kepala OPD terkait, camat dan muspika dari wilayah yang akan terkena proyek ini.
Meski SK tim masih berupa draft, salah satu tugas awal tim adalah koordinasi BBWS Bengawan Solo. Xelain itu, tim harus meminta rekomendasi kepada yang berwenang untuk inventarisasi wilayah yang dilalui Kali Lamong, pendataan dan inventarisasi lahan, pendataan status hukum tanah, melakukan penyuluhan, sampai menjadi saksi saat pembayaran ganti rugi dan lain-lain.
“Yang jelas, tim ini tidak bisa membuat keputusan sendiri terkait pembuatan tanggul Kali Lamong. Mereka harus berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo, Pemprop Jawa Timur, Pemkab Mojokerto, Pemkab Lamongan dan Pemkot Surabaya”. Jelasnya.
Untuk kebutuhan normalisasi ini, bupati mengaku masih menunggu dari pihak yang berwenang untuk menentukan jumlah dan tempat lahan yang harus dibebaskan.
“Terutama semua informasi tehnis tentang pembuatan tanggul tersebut. Berapa lebar, panjang, dan ketinggiannya ? berapa jumlah pintu airnya dan dimana ? hal ini penting karena ketinggian tanggul misalnya, bukan berarti semakin tinggi tanggul itu semakin baik dan aman” tandasnya.
Menurut Bupati, dalam lampiran Perpres 80 tahun 2019 telah dianggarkan dana sebesar Rp. 1,04 triliun. Sedangkan panjang Kali Lamong mulai Lamongan sampai Surabaya sepanjang 103 km. Untuk Kali lamong yang mengalir di wilayah Gresik 50,7 km, di Lamongan 52,3 km dan di Surabaya hanya 7 km.
“Mari kita duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Biarkan pemerintah pusat melalui BBWS Bengawan Solo untuk mengambil keputusan yang paling tepat, jangan bicara sendiri-sendiri” harapnya.
Sementara Kepala BPBD Tarso Sagito menyampaikan update banjir di Kabupaten sampai Jumat pagi air sudah semakin surut namun sudah bergeser ke wilayah lain.
“Terhitung sejak Kamis sore, wilayah Balongpanggang dan Benjeng sudah surut. Namun bergeser ke wilayah Cerme, Menganti Kedamean dan Cerme” kata Tarso Sugito.
Desa terdampak yaitu 14 desa di wilayah Kecamatan Cerme, 4 desa di Kecamatan Menganti dan 1 desa di Kecamatan Kedamean yaitu Desa Cermenlerek” tandasnya. (san)