SURABAYAONLINE.CO-Malang (Jatim) – Hampir satu minggu warga wilayah timur kota Malang tepatnya kecamatan Kedungkandang kota Malang harus mengalami mati air karena saluran pipa PDAM yang bocor.
Berbagai pihak telah memberi respon agar persoalan ini bisa segera teratasi,keluhan tentang air ini telah menjadi polemik dimasyarakat sejak lama karena aliran air yang kurang maksimal,kondisi ini menjadi parah sejak pipa saluran tersebut bocor di beberapa titik.
Menurut Dirut PDAM kota Malang M.Nor Muchlas kepada awak media (16/01/2020) melalui sambungan telepon mengatakan “Masalah kebocoran pipa itu sudah coba kami atasi karena memang kapasitasnya kurang besar maka satu titik kami tutup,titik lain yang meledak.
Berbagai upaya telah kami lakukan agar pelanggan segera dapat kembali menikmati air seperti sediakala, perkembangan terakhir dari 26 ribu saluran pelanggan yang terimbas tinggal 10 ribu saluran yang belum selesai karena masalah kontur daerah yang tinggi seperti di Buring atas.
Untuk masyarakat di sana kami telah berupaya setiap hari mengirim 24 mobil tangki portable untuk mengcover kebutuhan masyarakat disana dan saat ini kami sedang mempersiapkan sistem pengisian tandon agar air langsung bisa terdistribusi ke rumah-rumah tanpa masyarakat harus mengantre air.
Soal pelanggan yang ada di kawasan yang lebih terjangkau kami mencoba melakukan rekayasa teknik dengan membuat saluran dari sumber yang saat ini masih lancar seperti dari sumber Wendit dengan pertimbangan sistem ini tidak menggangu layanan yang sudah lancar selain juga kami sudah mengajukan anggaran pada pemerintah pusat untuk perbaikan dan pergantian pipa yang bermasalah.
Membaca perkembangan berita dan sosial media saya menyayangkan berita yang saat ini beredar yang banyak menyudutkan dan memutar balikkan pernyataan yang saya sampaikan,pada posisi saya sebagai dirut bisa diumpamakan posisi saya ini sopir dan harus bawa mobil dengan muatan banyak tapi kondisi ban sudah tidak layak pakai kalau semisal dalam perjalanan itu ban tersebut pecah maka langkah yang bisa dilakukan tentu hanya menambal ban tersebut karena sebagai sopir saya tidak punya kapasitas untuk bisa membeli ban bagi mobil tersebut sebab yang punya uang kan bukan saya tapi yang punya kendaraan tersebut dengan kapasitas saya seperti itu maka saya berharap untuk masyarakat menilai dengan lebih obyektif posisi dan kapasitas saya,sebagai dirut saya sudah melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan semua bagian terutama bagian teknis agar sebisa dan semampu mereka untuk segera menyelesaikan masalah air di wilayah yang terdampak.
Terkait kompensasi yang diminta dewan melalui komisi B pada hearing kemarin menurut kami pengiriman tangki-tangki air tersebut merupakan kompensasi dari tidak mengalirnya air pada para pelanggan kalau tentang pembebasan tagihan tentu karena air tidak mengalir meteran pasti tidak jalan dan otomatis biaya juga tidak ada kecuali pembayaran pada penggunaan air mereka sebelumnya ketika air masih kondisi lancar” terangnya
Sementara dari informasi yang diberikan ketua DPRD Kota Malang Made Rian mengatakan bahwa”Kami sangat prihatin.
Sore ini(15/01/2020) komisi B hearing dengan dirut PDAM untuk mencari akar permasalahan yang sebenarnya” ungkapnya.
Senada dengan pernyataan ketua DPRD kota Malang,salah satu anggota komisi B Arif wahyudi yang kami hubungi lewat pesan WA (16/01/2020) menerangkan “ada empat kesepakatan dari hasil hearing kemarin yang pertama adalah adanya rekayasa untuk pipa yang pecah dengan menambah aksesoris atau tambahan alat apapun agar air bisa mengalir dengan normal sambil menunggu pipa pengganti sedang yang kedua terkait dibuatnya penampungan air atau terminal air pada kawasan terdampak kemudian selanjutnya adalah pemasangan pompa air pada 3 sumber alternatif untuk menambah volume air dan yang terakhir adalah pemberian kompensasi pada pada masyarakat berdampak tapi untuk masalah ini dirut menyampaikan akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dewas.
Soal bentuk kompensasi kami sarankan misalkan pembebasan tagihan air selama satu bulan tapi soal realisasinya seperti apa dan kapan kompensasi tersebut yang pasti kami dari DPRD kota Malang akan kami kawal terus sampai semua clear” tegasnya(Hermin/Red)