SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Pengurus Harian PC GP Ansor Gresik menyatakan banjir Kali Lamong yang menimpa masyarakat yang tinggal di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti, Kedamean dan Kecamatan Kebomas, sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan.
Terbukti dalam satu kali banjir, luapan kerugian materiil dan inmateriil cukup banyak. Ratusan hektar lahan sawah dan tambak terendam, jalan kabupaten serta jalan desa rusak. Sekolah, masjid dan musholla juga terkena imbas. Bahkan, banyak usaha kecil dan menengah menjadi lumpuh.
“Ironisnya, dalam setahun terjadi enam kali banjir. Dengan asumsi sekali banjir kerugian mencapai kisaran Rp 27 miliar, kalau enam kali banjir total kerugian mencapai Rp182 miliar,” ujar Agus Junaidi Hamzah, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Gresik.
Berdasar realita itulah, dalam rapat pengurus harian PC GP Ansor Gresik Masa khidmah 2016-2020 baru baru ini, Ansor serius menginisiasi penyelesaian Kali Lamong melalui tiga keputusan utama.
Pertama, mendesak DPRD Gresik membentuk pansus Kali Lamong, selambat-lambatnya 7 x 24 jam. Bila tidak Ansor Gresik akan melakukan pengerahan massa, karena banjir Kali Lamong sudah termasuk kejadian luar biasa.
Poin kedua, bupati dan wabup diminta lebih serius menangani banjir Kali Lamong. Sebab, selama dua periode menjabat, Ansor Gresik melihat belum ada itikad serius dari kedua petinggi Pemkab Gresik ini.
Yang ketiga, Ansor Gresik eminta Gubernur Jawa Timur turun tangan untuk mengkoordinasikan serta menyelsaikan banjir Kali Lamong yang sudah tergolong kejadian luar biasa.
“Sebab dampak banjir Kali Lamong tidak hanya menimpa masyarakat Gresik, tapo juga Kabupaten Lamongan, Mojokerto dan Kota Surabaya,” ujar Agus Junaidi Hamzah didampingi Ashadi ik, Sekretaris GP Ansor Gresik. (san)