SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Harga minyak goreng di pasar tradisional Gresik, hingga kemarin sudah naik sekitar Rp300-Rp550 perkilogram. Bahkan awal pekan ini, harga minyak goreng kemasan bermerek dipatok Rp14.800 perkilogram.
Naiknya harga minyak goreng itu, bukan semata mata minimnya pasokan tetapi karena naiknya harga bahan baku minyak sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO), sehingga pihak produsen harus menaikkan harga.
“Memang ada penyesuaian harga karena ada kenaikan CPO. Dan sesuatu hal yang lumrah akibat kenaikan harga tender CPO, mendorong menaikkan harga produksi,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak saat mengunjungi salah satu produsen minyak goreng terbesar PT Wilmar Nabati Indonesia di Kelurahan Indro, Kecamatan Kebomas, Gresik, Selasa (21/1).
Dihadapan direksi PT Wilmar Nabati Indonesia, Wagub Emil menawarkan kemudahan bila Wilmar ingin menambah atau memperluas investasi bisnisnya di wilayah Jatim.
“Mari kita diskusikan, apa yang bisa kami berikan untuk kemudahan investasi bagi Wilmar,” ujar Wagub Emil.
Dikatakan, pihaknya memang berambisi menjadikan beberapa kota kabupaten sekitar Surabaya menjadi satu integrasi bernama Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Lamongan) sebagai Kota Megapolitan.
“Sebuah kawasan terintegrasi yang memikiki daya saing industri yang hebat. Perlu diketahui, 1/4 manufaktur yang ada secara nasional adalah sumbangan Jawa Timur. Dan sebagaian besar, berasal dari kawasan Gerbang Kertasusila,” kata Wagub Emil. (san)