SURABAYAONLINE.CO, Sidoarjo — Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1441H yang tinggal beberapa bulan kedepan, Persada Jatim Indonesia mengadakan Diklat Zakat. Diklat ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pengetahuan dan pemahaman tentang potensi Zakat dan pengelolaannya, sekaligus menjadi bekal bagi para anggota Persada Jatim Indonesia untuk memiliki skill dalam mengedukasi dan memberikan wahana literasi zakat kepada masyarakat.
Banyak problematika Zakat yang hari ini memerlukan perhatian ekstra, utamanya tentang jumlah zakat yang mampu dihimpun oleh lembaga Amil Zakat.
Bapak Mochammad Agus Winarno, S.Psi selaku ketua Perkumpulan Pemerhati Yatim dan Dhuafa Persada Jatim Indonesia, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tantangan besar dunia zakat tanah air adalah gap antara potensi zakat dan realisasi yang masih sangat kecil, sehingga bayang-bayang isu zakat yang begitu besar, namun kenyataannya tidak ideal, sehingga manfaat besar zakat belum mampu memberikan perubahan besar bagi negeri ini.
Bapak Mursidi selaku ketua panitia diklat menyampaikan bahwa, acara ini terselenggara atas kerja sama antara Persada Jatim Indonesia dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Diklat ini diikuti sebanyak 40 lembaga sosial dari 38 Kabupaten dan Kota yang ada di wilayah Jawa Timur. Setiap yayasan mengirim 2 utusan, sehingga jumlah keseluruhan peserta 80 orang. Acara berdurasi 3 jam ini berlangsung pada pukul 09:00-12:00 bertempat di Hotel Neo+ Waru, Sidoarjo.
Acara dibuka dengan doa oleh Bapak Rudiyanto, SE selaku Ketua Dewan Penasehat Persada Jatim Indonesia, serta pengumandangan lagu Indonesia Raya tiga stanza dan Mars Persada Jatim. Turut hadir pula dalam acara ini Bapak Ir. Din Suryo selaku anggota dewan penasehat dan Bapak Karsim selaku Pengawas Persada Jatim Indonesia.
Bertindak sebagai Pemateri, Bapak Dr. H. Muhammad Nur Ibadi, MM. Kepala Seksi Pemberdayaan Zakat Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Dalam pemaparannya beliau menyampaikan berbagai problematika tata kelola Zakat. Diantaranya; Pemahaman umat Islam yang rendah terhadap zakat, masih banyak umat Islam yang tidak menyalurkan zakatnya melalui lembaga resmi serta rendahnya kepercayaan sebagian masyarakat kepada lembaga Zakat.
Maka untuk mengoptimalkan potensi zakat diperlukan langkah; Penguatan regulasi, penguatan struktur kelembagaan zakat, manajemen, dan sumber daya manusia pengelola zakat, membangun kesadaran umat Islam untuk menunaikan zakat sebagai _life style_.
Peningkatkan profesionalisme dan kompetensi para Amil zakat menjadi komponen penting dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga zakat. Hubungan yang harmonis antara lembaga amil zakat dengan regulator juga sangat penting untuk terciptanya “KIS” (Koordinasi, Integritas dan Sinkronisasi).
Beliau berharap, berbagai problem sosial, seperti; Kemiskinan, Kebodohan, Kesehatan, Keterbelakangan, dan lemahnya aqidah bisa tertangani secara baik dan benar melalui potensi zakat yang belum tergali sepenuhnya. Harapan ini bukanlah harapan yang mudah, namun juga tidak mustahil, karena umat Islam bangsa Indonesia memiliki berbagai kelebihan yaitu negara kepulauan terbesar di dunia, negara maritim terbesar di dunia, negara muslim terbesar di dunia, negara dengan jumlah masjid terbanyak, negara dengan luas masjid terluas sekira 2.500.000.000m², negara dengan jumlah jamaah Haji dan Umrah terbesar pula di dunia.
Sebelum mengakhiri materi, beliau berharap Persada Jatim Indonesia menjadi Lembaga Amil Zakat tingkat Provinsi. Beliau juga menyatakan, siap dan sanggup untuk membantu Persada Jatim Indonesia dalam pengurusan legal formal pembentukan Lembaga Amil Zakat tingkat Provinsi. Bismillah….
Semoga Allah meridhai, memudahkan dan memandaikan kita semua dalam melaksanakan tugas dan mengemban amanah ini, serta dipandaikan pula dalam menghadapi hal-hal yang berkenaan dengannya.(Haris)