SURABAYAONLINE.CO- Jumlah korban meninggal dunia akibat wabah virus corona baru melonjak menjadi 803 di China pada Minggu, berdasarkan angka resmi, melewati jumlah korban meninggal akibat SARS.
Menurut data yang dirilis Minggu, dengan 81 orang lagi meninggal dunia di Hubei -provinsi yang menjadi pusat wabah- jumlah korban kini lebih tinggi dari pada 774 yang meninggal dunia di seluruh dunia akibat Sindrom Pernafasan Akut Parah pada 2002-2003.
Data terbaru itu disampaikan setelah Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan jumlah korban “stabil” – tetapi memperingatkan terlalu dini untuk memprediksi apakah virus itu mungkin sudah mencapai puncaknya.
Kini hampir 37.000 orang terinfeksi virus corona baru di China, yang diyakini muncul tahun lalu di pasar yang menjual hewan liar di ibu kota Hubei, Wuhan, sebelum menyebar ke seantero China.
Epidemi ini telah mendorong pemerintah China untuk mengunci seluruh kota itu di tengah kemarahan bertambah terhadap penanganan krisis ini, terutama setelah seorang dokter whistleblower kasus ini menjadi korban virus tersebut.
Seorang warga Amerika berusia 60 tahun yang didiagnosis menderita virus itu meninggal dunia Kamis di Wuhan, kata kedutaan AS.
Kementerian luar negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada AFP bahwa korban adalah warga negara AS keturunan China.
Seorang pria Jepang berusia 60-an terduga infeksi virus corona juga meninggal dunia di rumah sakit di Wuhan, kata kementerian luar negeri Jepang, seraya menambahkan bahwa “sulit” memastikan apakah dia menderita penyakit itu.
Satu-satunya korban jiwa di luar China daratan adalah seorang pria China di Filipina dan seorang pria berusia 39 tahun di Hong Kong.
Di Jenewa, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan jumlah kasus per hari yang dilaporkan di China “stabil”.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengingatkan misinformasi virus tersebut dengan menyebut hal itu telah mempersulit tugas staf layanan kesehatan.
“Kita tak hanya memerangi virus ini, kita juga memerangi troll dan teori konspirasi yang mendorong misinformasi dan mengganggu respons terhadap wabah ini,” kata dia.
Khawatir virus ini menyebabkan perlambatan ekonomi di China -importir dan konsumen minyak terkemuka dunia- sebuah komite yang ditunjuk oleh organisasi negara-negara penghasil minyak OPEC merekomendasikan pengurangan produksi minyak.
Hong Kong mulai memberlakukan karantina dua pekan kepada siapa pun yang tiba dari daratan China pada Sabtu, di bawah ancaman denda dan hukuman penjara.
Virus ini telah menghidupkan kembali kenangan wabah SARS yang menewaskan 299 di kota semi-otonom ini sehingga kian membuat warga kota ini tidak percaya kepada pihak berwenang di Beijing yang awalnya menutup-nutupi wabah ini.
Kemarahan atas cara pemerintah menangani darurat kesehatan meledak di media sosial setelah kematian seorang dokter Wuhan yang pertama kali mengingatkan ancaman virus itu pada Desember.
Pemerintah China merespons dengan mengirimkan badan anti-korupsi ke Wuhan untuk menggelar penyelidikan atas kematian Li Wenliang, dokter mata yang tertular penyakit tersebut ketika merawat seorang pasien.
Pemerintah-pemerintah lainnya mengeraskan pencegahan mereka di mana beberapa negara melarang kedatangan dari China, sedangkan maskapai-maskapai besar menangguhkan penerbangan.