SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Kolaborasi bisnis yang melibatkan Tiphone Mobile Indonesia, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas padi di Indonesia, khususnya di luar Jawa.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi menyatakan, kolaborasi ini sangat sejalan dengan arah bisnis Petrokimia Gresik. Karena saat ini PG ingin mewujudkan dirinya sebagai perusahaan solusi agroindustri untuk pertanian berkelanjutan, sekaligus sebagai bentuk penguatan pasar pupuk sektor komersi alias non-subsidi.
“Memang saat ini kami sedang menjalankan program transformasi bisnis yang salah satu upayanya adalah, meningkatkan kapasitas produk komersil. Harapannya, Petrokimia Gresik bisa bersaing di pasar bebas dan siap menghadapi wacana pengalihan subsidi pupuk oleh pemerintah,” tandas Rahmad saat panen padi perdana di lahan demonstration plot (demplot) seluas 5 hektar milik BPTP Sultra di Desa Lalosabila, Kecamatan Wawatobi, Kabupaten Konawe.
Sementara itu, selain melakukan panen padi dalam kunjungannya ke Sultra, Rahmad juga mengunjungi gudang penyangga pupuk di Kendari untuk mengecek langsung dan memastikan ketersediaan pupuk bagi petani aman.
Selain NPK Petro Nitrat, kolaborasi ini juga didukung benih unggul Trisakti milik Tiphone Mobile Indonesia. Benih padi ini bisa dipanen dalam waktu 70-75 hari setelah tanam, jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata benih padi lainnya yang pada umumnya panen mencapai 95-110 hari setelah tanam.
Untuk teknis aplikasi produk, dosis pupuk NPK Petro Nitrat adalah 200 kg per hektar (3x aplikasi) dan benih padi unggul Trisakti 25 kg per hektar. (san)