SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Kabupaten Gresik berhasil menghantarkan tradisi Kolak Ayam Gumeno atau Sangring, sebagai warisan budaya Nasional sehingga layak mendapatkan sertifikat Warisan budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik, Agustin H Sinaga mengatakan Sangring mendapat pengakuan sebagai WBTB karena untuk membuat kolak ayam yang hanya ada di Desa Gumeno Kecamatan Manyar ini hanya boleh dikerjakan saat malam 23 bulan Ramadhan.
“Kita sudah positif mendapatkan penghargaan WBTB untuk Kolak Ayam Gumeno, hanya saja fisik sertifikatnya baru akan kita terima tahun ini,” ujar pejabat yang energik ini.
Dikatakan Sinaga, sertifikat WBTB tersebut adalah untuk kedua kalinya diperoleh Gresik.Sebelumnya Gresik menerima Sertifikat WBTB untuk budaya Damar Kurung.
“Sertifikat pertama yaitu untuk Damarkurung tahun 2018, yang ditandatangani Mendikbud Prof Dr Muahadjir Effendy. Sertifikat WBTB tahun 2019 adalah yang kedua, untuk Kolak Ayam Gumeno,. Semoga untuk tahun 2020 Gresik bisa kembali meraih predikat WBTB,” kata mantan Sekretaris Dinas Perhubungan Gresik ini.
Ditambahkan, sebenarnya Pemkab Gresik melalui Disparbud telah mengajukan 18 warisan budaya yang ada di Kabupaten Gresik. Namun baru dua yang bisa meraih Sertifikat WBTB.
Tujuan diajukannya sejumlah budaya lokal Gresik untuk mendapat pengakuan sebagai Warisan budaya Indonesia, semata mata demi melindungi budaya tersebut. Selain agar kelak bisa dinikmati anak cucu, budaya asli Gresik tersebut juga tidak diklaim oleh daerah atau bahkan negara lain.
Untuk mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda, ujar Sinaga, memang tidak mudah. Sebab pihaknya harus melakukan semacam klasifikasi lapangan. Kemudian barus meminta persetujuan Bupati Gresik, untuk kemudian diteruskan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Setelah menerima surat dari pemda, kementrian menerjunkan tim untuk melakukan kroscek lapangan. Mereka juga melakukan kajian, untuk memastikan apakah budaya diusulkan pemda memang tergolong warisan budaya apakah bukan.
“Total waktu yang dibutuhkan mulai daei usulan sampai kroscek lapangan, butuh wamtu sekitar setahun,” kata mantan Sekretaris Dinas Pol PP Gresik ini.
Sinaga juga menguraikan sejumlah agenda kebudayaan dan pariwisata selama tahun 2020, terutama yang terkait dengan HUT Pemda dan Kota Gresik.
Disparbud telah menyiapkan 9 unit kereta kencana, yang akan dinaiki pejabat anggota Forkopimda Gresik untuk kirab Wali Songo dalam rangkaian HUT Kota Gresik awal Maret memdatang. Nantinya, sembilan kereta kencana itu akan ditumpangi para pejabat yang masing masing mengenakan busana layaknya Sunan.
“Hebatnya, salah satu dari sembilan kereta kencana yang kita sediakan itu, pernah dinaiki Bapak Presiden Jokowi. Kereta itu nantinya yang akan dikendarai Bupati Gresik,” tambah Sinaga.
Diparbud Gresik sekarang juga tengah mempersiapkan proses pemilihan Duta Wisata, Cak Yuk Gresik 2020. Ditegaskan Sinaga, pihaknya akan menekankan agar peserta lebih mendalami dan menguasai Bahasa Inggris.
“Karena sekarang Gresik sudah menjadi jujugan wisatawan dan pekerja asing. Sehingga kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris sudah menjadi keharusan , apalagi bagi calon duta wisata seperti Cak Yuk,” tegasnya.
Tidak hanya itu, tambah Sinaga, memeriahkan HUT Pemkab dan Kota Gresik pihaknya bekerjasama dengan cheff sejumlah hotel berbintang di Gresik.
Caranya adalah, dengan menjadikan Nasi Krawu sebagai suguhan wajib di hotelnya masing masing. Bahkan ada rencana, para cheff hotel beebuntang tersebut, akan membuat kejutan dengan memasak nasi krawu secara massal.
“Hebatnya lagi, pada Bulan Juli nanti, Gresik akan menjadi tuan rumah pertemuan rutin 183 orang GM Hotel berbintang se Asia Pasific. Untuk menyambut mereka, Disparbud akan menampilan sejumlah tari tarian serta kebudayaan khas Gresik,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik, Agustin H Sinaga . (adv/san)