SURABAYAONLINE.CO- Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya membuka secara resmi Jalan MERR – Pondok Chandra pada Sabtu (15/2/2020) pagi. Selain membukakan akses warga Gunung Anyar Surabaya, jalan MERR – Pondok Chandra ini juga membukakan akses untuk warga Sidoarjo.
Menurut Risma, pembangunan jalan MERR ini sebagai langkah Pemkot Surabaya memfasilitasi warga yang berkendara roda dua agar bisa masuk dan keluar Surabaya.
Jalan yang dinamakan Jalan Ir. Soekarno MERR II C ini membentang hingga ke kawasan Kenjeran.
Ia berharap, jalan MERR – Pondok Chandra dapat bermanfaat tidak hanya bagi pengendara, tetapi juga masyarakat di sekitar jalan yang ingin membuka usaha dan akhirnya membuka lapangan kerja.
Ia juga menambahkan, agar tidak ada oknum yang “penganggu” jika masyarakat ingin membuka usaha di sepanjang Jalan MERR – Pondok Chandra.
“Begitu ada jalan MERR, sudah sama derajatnya sama Galaxy Mall. Orang usaha disini juga menampung banyak bekerja, mungkin ada yang buat restoran, ada tukang masaknya, ada yang melayani, dan membuat peluang kerja untuk orang lain, agar orang itu bisa memberikan nafkah keluarganya dan anaknya bisa sekolah,” kata Risma.
Sekedar diketahui, jalan MERR ini terbagi menjadi 3 bagian, MERR IIA; Jalan Kenjeran – perempatan Unair Kampus C, MERR IIB; perempatan Unair Kampus C – perempatan Jalan Arief Rahman Hakim dan MERR IIC; perempatan Jalan Arief Rahman Hakim – Gunung Anyar.
Pperencanaan Jalan MERR ini tertuang di Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya pada 2014-2034 dan prioritas pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Surabaya 2016-2021.
Proyek ini menghabiskan dana APBD Pembangunan Fisik lebih Rp100 miliar, dan APBD Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan MERR IIC sebesar lebih dari Rp326 miliar.
Upaya pembebasan lahan untuk jalan MERR – Pondok Chandra yang diresmikan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya pagi pada Sabtu pagi (15/2/2020), menghabiskan dana lebih dari Rp425 miliar.
Menurut Risma, hal ini menjadi tantangan besar karena mahalnya biaya pembebasan lahan dengan biaya Rp20 juta per meternya. Terlebih lagi, pada saat itu, Wali Kota perempuan pertama tersebut mengaku Pemkot Surabaya sedang mengalami keterbatasan dana. Bahkan dengan total biaya pembebasan lahan yang hampir setengah triliun tersebut, Pemkot Surabaya masih memiliki utang.
Dalam peresmian jalan tersebut, Risma sekaligus mengungkap bahwa pemerintah pusat awalnya ingin membangun jalan tol di jalan tersebut. Tapi Risma menolak. Alasannya, ia ingin agar jalan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, baik itu pengendara mobil atau motor.(*)