SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Landmark Gajah Mungkur yang dibangun di kawasan Simpang Lima Sukorame, Kecamatan Gresik, masih jadi polemik masyarakat karena menelan biaya yang sangat fantatis Rp 1 miliar.
Proyek yang kabarnya dibangun Pemerintah Kabupaten Gresik, dengan mengunakan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Petrokimia Gresik, diduga sarat dengsn penyimpangan anggaran.
Ketua LSM IDR (Informasi Dari Masyarat) Choirul Anam mengakui heran, karena hanya menghasilkan patung yang tidak jelas seperti itu sampai menghabiskan uang Rp 1 miliar.
“Sangat tidak masuk akal dan harus ditelusuri oleh penegak hukum, jangan-jangan ada permainan dalam proyek itu,” kata Choirul Anam, Senin (16/2).
Menurut pegiat sosial ini, dengan bangunan seperti itu dana yang dihabiskan maksimal cuma Rp 250 juta itupun sudah tergolong berlebihan.
Ditambahkan Anam, kecurigaan masyarakat terhadap proyek pembangunan Landmark Gajah Mungkur itu sangat wajar dan tidak berlebihan. Karena, bentuk maupun ukuran bangunannya tidak mencerminkan butuh pendanaan yang besar.
“Masyarakat Gresik ini sudah cerdas, jadi mereka itu tau mana bangunan yang benar-benar menghabiskan dana dan tidak. Dan yang harus dicamkan, dana CSR itu adalah haknya masyarakat bukan untuk Landmark,” pungkasnya. (san)