SURABAYAONLINE.CO — Wuhan siapa yang tidak tahu kota ini, semua sorot mata tertuju ke kota ini. Tak satupun terelakkan melihat, mengkaji para pakar dunia kejadian yg mencengangkan akibat ulah virus yg mematikan.
Korona namanya yg menelan korban kematian tak terhitung jumlahnya bahkan menyebar seantero dunia.
Berawal Desember kelabu di kota wuhan hingga akhir Maret virus mengganas dan membabi buta telah singgah ke negara adidaya amerika serikat.
Hari demi hari, waktu berputar korban kematian terus beranjak menambah situasi dunia berduka, termasuk di Indonesia.
Akhirnya langkah dilakukan dengan kebijakan, berbagai surat edaran sepakat lawan virus korona.
Hampir kebijakan yg berbentuk surat edaran berharap kepada anak bangsa ini waspada dan jangan panik, sementara korban dimana – mana terus bertambah, walaupun ada yg sembuh dari sekian persen yg terkena dampak virus korona.
Kebijakan yg disampaikan mulai presiden hingga bupati tujuannya satu Menyelematkan bangsa ini dari keterpurukan dan menghindari serta melawan keganasan virus korona.
Tanggap darurat selalu tepat mengambil sikap, nyaris tiap hari kebijakan di keluarkan kepada komponen bangsa.
Kebijakan itu luar biasa, namun terkadang tak diikuti dg sikap masyarakat mematuhi kebijakan itu, ada sebagian masyarakat yg enggan mengikuti kebijakan itu.
Para pejuang kemanusiaan para dokter, perawat tiap detik bekerja menyelamatkan korban – korban virus korona tanpa kenal lelah dg rela dan mempertaruhkan nyawanya.
Tujuan kebijakan hanya satu Menyelematkan perjalanan bangsa dan antisipasi menularnya virus korona di Indonesia.
Hasil kebijakan itu lumayan hasilnya bisa menekan korban virus korona, walaupun secara utuh belum sepenuhnya diikuti kesadaran masyarakat, perlu terus didorong tahu dan mengerti keganasan virus korona dan akhirnya menyadari bahaya laten virus tersebut.
Dari kebijakan itu, terjadi eksodus masyarakat banyak pulang kampung ke daerahnya masing – masing akhirnya muncul persoalan baru, karena mereka yg pulang ke kota asalnya rata – rata dari zona merah ibu kota Jakarta.
Kebijakan itu adalah wujud kebajikan pemerintah untuk mengemban amanah bertanggung jawab pada rakyatnya, entah apa di kata segalanya bakal terjawab jika masyarakat menyadarinya dan mematuhi hakekat surat edaran itu.
Virus korona saat ini masih dalam kondisi belum usai, hayo sadar dan menyadari resiko hidup ini.
Kebajikan atau surat edaran nampaknya ada dampak yg tak terelakkan secara ekonomi hampir semua usaha terus menurun hasilnya mulai usaha kecil hingga besar tak terbendung kena dampak virus korona.
Ada baiknya jika kebijakan itu juga diikuti dg kebijakan dampak virus korona, masyarakat semakin terasa dampak ekonominya, seakan masyarakat mulai menangis khususnya ekonomi lemah.
Apa merekan yg akan makan setiap harinya jika mereka penghasilannya bekerja hari ini dimakan hari ini, perlukah diikuti kebijakan baru agar tidak memberatkan hidup mereka di suasana ancaman virus korona ?
Tentunya harus menunggu dan menunggu langkah bijak selanjutnya, semoga Allah SWT mencabut peredaran virus korona di bumi ini. Amin YRA. (Bambang Irianto)
Add A Comment