SURABAYAONLINE.CO, Malang (Jatim) – Beredarnya kabar tentang salah satu warga kecamatan Sukun,kota Malang yang meninggal dunia akibat terkena virus covid 19 merupakan berita Hoax. Hal ini terbukti saat ketua RW.12 jalan Klayatan,kecamatan Sukun,kota Malang Djarnoko Prihambodo memberikan klarifikasi berita yang terlanjur membuat keresahan dan tekanan dari berbagai pihak kepada aparat wilayah setempat akibat berita bohong tersebut.
Menurut kronologis yang disampaikannya kepada awak media melalui pesan WA (21/04/2020) dia menyampaikan, “Kabar ini bermula dari tersebarnya informasi melalui IG dengan isi ” Ijin dokter…saya Letkol Makhfudi..Koordinator Pemulasaran Jenasah RST dr.Soepraoen..
melaporkan,ada pasien covid 19 meninggal an: TN.Ngadi,Klayatan Gg.II RT.11,RW.12,ijin mohon penjemputan jenasah sudah di kamar jenasah demikian terimakasih” begitu isi IG yang beredar itu awal mula informasi yang tersebar yang membuat banyak orang berstatement.
Kronologi korban yang bernama pak Ngadi (59 tahun) adalah sebagai berikut almarhum menderita sakit lambung kurang lebih 4 tahun,pada bulan januari 2020 dia sempat sembuh selama empat bulan dan beliau juga mulai bekerja sebagai penjaga rumah di Puncak Buring, kemudian pada hari minggu jam 20.15 almarhum tidak sadarkan diri di rumah dan dibawa ke IGD RS Soepraoen,jam 02.30 WIB dia meninggal dunia.
Berikutnya dari RS Soepraoen petugas memberi rujukan untuk dilakukan otopsi di RSU Saiful Anwar dan dimakamkan di TPU Lowok Klayatan gang III RT.10,RW.02 dengan cara protokoler, hadir dalam pemakaman Walikota Malang, dokter, Danramil Sukun, camat, lurah, Babinsa, Bimaspol,Tokoh masyarakat,tokoh agama dan masyarakat umum.
Di area pemakaman dr.Husnul Muarif Kabid P2 Dinkes kota Malang menyampaikan dengan tegas di hadapan walikota dan semua yang hadir bahwa almarhum Ngadi negatif dari covid 19.
“Setelah peristiwa tersebut banyak pesan WA yang masuk dan tanya kepada saya tentang kebenaran berita tersebut dan saya menjawab bahwa berita itu Hoax pemerintah kota Malang terlalu panik dalam bertindak” tegasnya
Lebih jauh saat awak media bertanya apakah beliau mencoba menelusuri kebenaran berita di IG tersebut pada RS dr.Soepraoen, dia menambahkan “dari pihak keluarga korban sudah ada yang mau meluruskan berita itu dan saya ingin menambahkan informasi terbaru bahwa tadi pagi (21/04/2020) dari pihak puskesmas Sukun berkunjung ke rumah korban sekaligus melihat kondisi kesehatan isteri korban dan dinyatakan kesehatannya baik-baik saja dan tidak ada gejala apapun baik itu keluarga intinya,saudara maupun tetangga kanan kiri rumah almarhum” paparnya
Sementara dari sisi masyarakat umum salah satu relawan dari Posko HGTT Romadony menyatakan “saya menyayangkan kenapa pemerintah kota Malang bisa membuat statmen tanpa alat bukti yang jelas.
Padahal kita ketahui bahwa berita tentang korban akibat covid 19 ini harus ada bukti medisnya dengan jelas apalagi seperti yang disampaikan pak RW.12 saat dipemakaman almarhum Ngadi dimana walikota juga ikut menyaksikan telah tegas disampaikan oleh dokter bahwa korban dinyatakan negatif covid 19 tetapi kenapa pemerintah kota Malang tetap memasukkan almarhum sebagai penderita corona ini jelas penyebaran berita bohong atau Hoax.
Maka dari itu kami mewakili warga kota Malang meminta untuk Walikota Malang memberikan klarifikasi,pencabutan berita dan permintaan maaf secara terbuka melalui berbagai media pada warga kota Malang pada umumnya juga masyarakat Klayatan,aparat setempat terutama pada keluarga korban karena telah membuat berita yang tidak benar dan membuat keresahan terkait kematian almarhum Ngadi yang di nyatakannya meninggal akibat covid 19,dia harus bertanggung jawab pada kesalahan statmen yang dia buat sendiri dan telah merugikan banyak orang” pungkasnya
(Hermin/Red)