SURABAYAONLINE.CO-Selain berasal dari sampah plastik yang dibuang di sepanjang bantaran Kali Surabaya, mikroplastik juga dihasilkan oleh pabrik-pabrik yang membuang limbah cairnya di Kali Surabaya tak kurang 5 pabrik kertas yang membuang limbah cairnya langsung ke Kali Surabaya.
1. PT SUPARMA Tbk (surabaya) dan empat pabrik kertas yang ada di wilayah Gresik
2. PT SURABAYA MEKABOX
3. PT ADIPRIMA SURAPRINTA
4. PT MOUNT DREAM/GUNUNG GELIAD
5. PAPER SUMMIT
“Selain pabrik kertas kami juga menemukan pabrik-pabrik pencucian dan pencacahan plastik di wilayah Sidoarjo,” ungkap Thara Bening Sandrina kapten River Warriors Indonesia.
Mikroplastik
Team River Warrior Indonesia melakukan pengambilan sample air limbah salah satu pabrik kertas dan menemukan adanya mikroplastik dalam air limbah. “kami juga mengetahui dari penelitian ecoton yang menyebutkan bahwa 11 pabrik kertas di sepanjang Kali Brantas termasuk kali Surabaya air limbahnya mengandung mikroplastik,” ungkap Aeshninna Azzahra anggota river warrior Indonesia (REWIND).
Ancaman kesehatan manusia
Kontaminasi mikroplastik dalam air sungai yang berasal dari limbah industri harus dikendalikan karena mikroplastik yang masuk dalam tubuh manusia akan mengganggu metabolisme tubuh, merusak sistem kekebalan tubuh dan sistem reproduksi.
“Ukuran mikroplastik yang kecil dan bersifat hidrofobik sehingga mikroplastik mudah mengikat polutan di air dan senyawa kimia berbahaya dalam air seperti pestisida, detergen, logam berat dan senyawa pengganggu hormon, jika masuk dalam tubuh dengan intensitas tinggi maka bisa dipastikan akan ganggu kesehatan manusia,” ungkap Sofi Azilan Aini mahasiswa Universitas NU Surabaya yang jadi Anggota REWIND.
REWIND meminta kesadaran industri untuk mengolah limbah cairnya sehingga meminimalkan polutan mikroplastik terikut dalam air limbah. Pabrik kertas di sepanjang Kali Surabaya adalah penyumbang signifikan mikroplastik karena dalam bahan baku kertas masih terdapat lebih dari 20% sampah plastik. “dalam bahan baku kertas masih ada impuritas atau kotoran berupa plastik yang ikut dalam proses pembuatan bubur kertas, sehingga kotoran plastik seperti solasi, laminasi dan bungkus plastik tercampur dan terlepas melalui air limbah,” ungkap Thara Bening Sandrina.
Lebih lanjut Thara meminta pengelola Kali Surabaya seperti Jasa Tirta I Malang, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan Gubernur Jawa Timur untuk melakukan pemantauan dan pengendalian pencemaran mengingat air Kali Surabaya adalah bahan baku air minum.(*)