SURABAYAONLINE.CO-Kabupaten/Kota di Malang Raya meskipun tidak mengalami peningkatan kasus secara eksponensial selama beberapa terakhir, namun jumlah kasusnya sudah cukup mengkhawatirkan.
Di Kabupaten Malang, sampai Jumat (1/5/2020) malam, jumlah kasus positif Covid-19 tercatat sebanyak 34 kasus. Meningkat masing-masing dua kasus pada 29 April dan 30 April.
Kabupaten Malang berada di urutan kelima jumlah kasus terbanyak setelah Kabupaten Lamongan.
Sementara Kota Malang jumlah kasus Covid-19 sampai Jumat kemarin sebanyak 17 kasus. Pada 29 April lalu, jumlahnya bertambah dua kasus, sedangkan pada 30 April lalu tambah satu kasus.
Daerah dengan tingkat penularan terkecil di Malang Raya ada di Kota Batu. Sampai Jumat kemarin jumlah kasus di Kota Apel itu bertahan di angka tiga. Tidak ada penambahan selama tiga hari belakangan.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur Jumat kemarin justru menyebutkan, Tim Tracing mendeteksi adanya klaster baru yang muncul di Malang. Tidak dia jelaskan detail Malang yang mana.
Khofifah menyebutkan, klaster baru di Malang ini diprediksi cukup banyak menularkan virus di sejumlah lokasi Malang.
“Apa yang terjadi pada klaster baru di Malang ini antara lain adalah pasien yang memang minta pulang, dan setelah di rumah, dapat dua hari, meninggal,” kata Khofifah di Grahadi Jumat malam.
Klaster ini, kata Khofifah, menyebar di sebuah pasar di Malang. Hanya saja, Gubernur Perempuan Pertama di Jawa Timur itu tidak menyebutkan pasar mana yang dia maksud.
“Tenaga kesehatan ada yang kemudian tertular. Kemudian ketika ke pasar juga ada yang tertular,” terangnya.
Penanganan HM Sampoerna
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan telah mengambil langkah cepat dalam menangani kasus Covid-19 karyawan PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut Surabaya. Bahkan, pemkot sendiri yang menyarankan pihak manajemen agar melakukan isolasi bagi karyawannya yang reaktif rapid test.
Tak hanya itu, sejak tanggal 27 April 2020, pemkot juga getol melakukan tracing dan penyemprotan di lingkungan perusahaan dan perkampungan, untuk mencegah dan memutus mata rantai persebaran virus tersebut.
Eddy Christijanto Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya mengatakan, mulai tanggal 19 April 2020 sampai hampir 1 minggu, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan manajemen PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut Surabaya. Bahkan, komunikasi terus dilakukan hingga akhirnya pihak manajemen bertemu langsung dengan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya pada 26 April 2020 di Balai Kota Surabaya.
“Karena ibu (Wali Kota Surabaya) juga menyarankan tolong Sampoerna tutup sementara dan minta supaya seluruh yang positif rapid test itu dimasukkan isolasi di hotel, dan dia (pihak manajemen) menyanggupi,” kata Eddy saat menggelar jumpa pers di Balai Kota Surabaya, Sabtu (02/05/2020).
Kemudian, Eddy menyebut, tanggal 27 April 2020, pihaknya kembali bertemu dengan manajemen. Ia juga kembali menyampaikan kepada manajemen kapan akan dilakukan isolasi bagi karyawan yang positif rapid test. Namun begitu, pihak manajemen menyampaikan masih berkomunikasi dengan hotel di wilayah barat.
“Kita sarankan, jangan (hotel) di wilayah Surabaya barat, cari yang dekat dengan kantor (PT HM Sampoerna) supaya pantauannya dan pengawasannya lebih enak. Akhirnya disepakati dapatlah salah satu hotel di wilayah Surabaya Timur,” ungkapnya.
“Karena ibu (Wali Kota Surabaya) juga menyarankan tolong Sampoerna tutup sementara dan minta supaya seluruh yang positif rapid test itu dimasukkan isolasi di hotel, dan dia (pihak manajemen) menyanggupi,” kata Eddy saat menggelar jumpa pers di Balai Kota Surabaya, Sabtu (02/05/2020).
Kemudian, Eddy menyebut, tanggal 27 April 2020, pihaknya kembali bertemu dengan manajemen. Ia juga kembali menyampaikan kepada manajemen kapan akan dilakukan isolasi bagi karyawan yang positif rapid test. Namun begitu, pihak manajemen menyampaikan masih berkomunikasi dengan hotel di wilayah barat.
“Kita sarankan, jangan (hotel) di wilayah Surabaya barat, cari yang dekat dengan kantor (PT HM Sampoerna) supaya pantauannya dan pengawasannya lebih enak. Akhirnya disepakati dapatlah salah satu hotel di wilayah Surabaya Timur,” ungkapnya.
Akan tetapi pada tanggal 28 April 2020, Eddy mengaku kembali berkomunikasi dengan pihak manajemen melalui sambungan telepon dan menanyakan progres isolasi. Namun, lagi dan lagi, pihak manajemen menyatakan jika masih dimatangkan untuk proses isolasi di hotel.
“Kemudian tanggal 29 April 2020, kami telepon lagi (manajemen) akhirnya mereka, ya pak ini kami sudah mulai melakukan isolasi (karyawan),” kata Eddy.
Untuk memastikan hal tersebut, Eddy menyatakan, bahwa Pemkot Surabaya kemudian menempatkan beberapa anggota di salah satu hotel yang ditunjuk sebagai tempat isolasi. Tujuannya untuk memantau betul apakah karyawan yang positif rapid test tersebut telah dilakukan isolasi di hotel.(suarasurabaya)