Minke.id – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, permintaan kue kering di Banyuwangi melonjak drastis. Para produsen kue Lebaran mulai kebanjiran pesanan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk menyajikan kue khas saat perayaan hari besar ini.
Salah satu produsen yang mengalami lonjakan pesanan adalah Sri Mulyo, pemilik industri kue kering di Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Ia mengungkapkan bahwa dua pekan menjelang Lebaran, pesanan yang diterimanya mencapai 10 hingga 20 kilogram kue per hari.
Beragam jenis kue kering diproduksi oleh Sri Mulyo dan tiga karyawannya selama bulan Ramadan. Beberapa di antaranya adalah bagiak, nastar, kastengel, pastel, putri salju, coco chip, keripik pare, dan kue kacang.
“Dalam sehari kami bisa memproduksi satu jenis kue hingga 20 kilogram,” ungkap Sri Mulyo pada Senin (17/3/2025).
Harga kue kering yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per toples. Selain itu, ia juga menerima pesanan parcel Lebaran dengan harga mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.
Untuk Lebaran tahun ini, kue kering palm cheese menjadi primadona dengan produksi mencapai 40 kilogram per hari. Pesanan tidak hanya datang dari wilayah Banyuwangi, tetapi juga dari luar kota dan provinsi, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap kue khas Banyuwangi ini.
Dengan meningkatnya permintaan menjelang Lebaran, industri rumahan seperti milik Sri Mulyo turut merasakan dampak positifnya. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan para pelaku usaha kecil, tetapi juga mendorong perekonomian lokal di Banyuwangi.