Minke.id – Proyek rest area dan gerai UMKM di depan Terminal Bayuangga Kota Probolinggo yang menelan anggaran miliaran rupiah, hingga kini belum dapat difungsikan. Meski sudah resmi diserahkan dari Dinas PUPR-PKP kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo, keterbatasan fasilitas menjadi penghambat utama pengoperasian tempat tersebut.
Kepala DKUP Kota Probolinggo, Fitriawati, mengungkapkan bahwa rest area UMKM Probolinggo belum memiliki sejumlah sarana penting seperti neon box identitas, penerangan, dan fasilitas pendukung lainnya.
“Kami tidak ingin memaksakan untuk ditempati sekarang. Kalau fasilitas belum lengkap, dikhawatirkan malah sepi dan tidak efektif,” jelasnya, Selasa (15/4).
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Probolinggo tahun 2025, tidak terdapat alokasi dana khusus untuk melengkapi fasilitas tersebut. Karena itu, DKUP mencoba mengajukan proposal pendanaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari salah satu bank yang menjadi mitra pemerintah kota.
“Kami berharap dana CSR bisa terealisasi tahun ini agar rest area bisa segera dimanfaatkan,” ujar Fitriawati.
Meski belum beroperasi, antusiasme pelaku UMKM cukup tinggi. Tercatat 22 pelaku usaha mikro telah mengajukan proposal untuk bisa menempati gerai tersebut. Namun, jumlah stan yang tersedia hanya enam unit, sehingga DKUP akan membentuk tim seleksi untuk menentukan UMKM yang layak mengisi area tersebut.
“Kami akan bentuk tim khusus untuk seleksi. Harapannya, yang terpilih benar-benar pelaku UMKM yang aktif dan potensial,” tegas Fitri.