Minke.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak hanya dinilai penting untuk meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia, tapi juga dinilai punya potensi besar sebagai penggerak ekonomi lokal berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Indonesia Political Review, Iwan Setiawan, dalam keterangannya pada Rabu (23/4).
Menurut Iwan, skema pelaksanaan MBG dapat menjadi peluang emas bagi UMKM lokal, petani, dan peternak apabila bahan baku yang digunakan berasal langsung dari produksi masyarakat setempat.
“Program MBG membutuhkan suplai berkelanjutan seperti beras, telur, ayam, dan daging. Jika mitra MBG diwajibkan membeli dari UMKM lokal, maka ini bisa mendorong perputaran ekonomi masyarakat secara langsung dan merata,” ujarnya.
Iwan menyarankan agar program ini mewajibkan mitra penyedia bahan makanan untuk bermitra langsung dengan UMKM lokal. Dengan begitu, program ini tak hanya fokus pada peningkatan gizi, tetapi juga bisa berperan sebagai katalisator kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Selain itu, mengingat besarnya kebutuhan anggaran, tercatat mencapai Rp71 triliun untuk 2025. Ia juga mengusulkan agar pemerintah membuka peluang kerja sama internasional, baik secara bilateral maupun multilateral.
“Program MBG sangat potensial untuk didukung dunia internasional. Kita bisa bekerja sama dengan negara-negara sahabat atau organisasi internasional, baik dalam bentuk bantuan keuangan maupun dukungan teknis,” ungkapnya.
Senada dengan Iwan, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, juga menyebut MBG sebagai program strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, MBG dapat menciptakan pasar baru dan memperkuat ekosistem pangan lokal dari hulu ke hilir.
“Program ini tidak hanya menyasar perbaikan gizi, tetapi juga menciptakan efek domino seperti peningkatan permintaan pasar, produktivitas wilayah, hingga pertumbuhan kewirausahaan lokal,” jelas Dadan.
Ia menambahkan, MBG akan menstimulasi produksi pangan dalam negeri serta memperluas jaringan distribusi secara nasional, sehingga menciptakan ketahanan ekonomi dan gizi sekaligus.


