SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep Jawa Timur melakukan vaksinasi terhadap jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat dari perwakilan Ormas Nahdhatul Ulama’ (NU) dan Muhammadiyah di pendopo agung kraton, Sumenep. Kamis 28/01/2020
Sebelum divaksin, penerima melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan awal mulai pengecekan tensi darah hingga suhu tubuh. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Komandan Kodim (Dandim) 0827 Sumenep, Letnan Kolonel Infanteri Nur Kholis, menjadi jajaran Forkopimda pertama yang disuntik vaksin Covid-19
Setelah Dandim, selanjutnya bergiliran anggota Forpimda Sumenep, Kepala Pengadilan Negeri, Kepala Kemenag hingga perwakilan tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah hingga Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Dandim 0827 Sumenep, Letnan Kolonel Infanteri Nur Kholis menuturkan, setelah divaksin ia tidak merasakan reaksi apa-apa kecuali rasa sakit karena disuntik. “Reaksinya tidak ada, hanya sakit seperti disuntik biasa,” katanya, Kamis 28 Januari 2021.
Untuk itu ia meminta, masyarakat tidak perlu takut karena vaksin yang disediakan pemerintah dipastikan aman dan halal.ia juga meyakinkan masyarakata bahwa program pemerintah berkenaan dengan vaksinasi ini tidak akan mungkin menyusahkan rakyatnya.
“Yang perlu digaris bawahi ya tidak mungkin pemerintah mau mencelakakan rakyatnya dengan vaksin ini. Vaksin ini aman dan halal tidak seperti yang tersebar dalam hoax kebanyakan. Jadi tidak usah takut,” tegasnya.
Namun ada beberapa jajaran Forkopimda yang tidak bisa dilakukan vaksinasi diataranya, Bupati Sumenep, pimpinan lainnya yang tidak divaksin yakni Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi karena memiliki riwayat penyakit. Sekda Sumenep, Edy Rasyadi karena pernah positif Covid-19, Ketua DPRD Sumenep Abdul Hamid Ali Munir karena ada riwayat penyakit dan Kepala Kejaksaan Negeri Sumenep.
Khusus Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, beralasan tidak divaksinnya dirinya karena disebabkan usianya sudah 60 tahun. Ditambah lagi Bupati yang sudah menahkodai Kabuoaten Sumenep selama dua periode ini, pernah terkonfirmasi positif covid-19, sehingga dilarang dalam petunjuk teknis vaksinasi.
“Kalau saya kan tidak diperbolehkan karena faktor usia, selain itu saya pernah terkonfirmasi positif, jadi kekebalan secara alami sudah terbentuk, jadi untuk sementara dilarang vaksin,” ungkapnya.
Selain itu, suami dari Nur Fitriana itu menjelaskan, pada proses vaksinasi itu pihaknya berharap penyuntikan vaksin pada jajaran Forpimda, tokoh NU, Muhammadiyah dan lainnya bisa menjadi contoh pada masyarakat agar tidak takut divaksin.
“Sekali lagi vaksin ini dipastikan aman dan halal. Jadi ini para tokoh dan forpimda sudah memulai, selain itu tenaga kesehatan serentak mulai sekarang divaksin, jadi tidak usah takut dan terpengaruh pada berita hoax,” harapnya. (Thofu)