Surabaya Online – Seiring ditemukannya varian baru virus corona yang lebih menular yakni B117, saat ini para pemegang kebijakan kesehatan menghadapi tantangan baru yang cukup rumit.
kali muncul di Inggris lalu menyebar ke negara lain termasuk Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan hal tersebut pada Selasa, Maret 2021.
Para peneliti di London School of Hygiene and Tropical Medicine, memperkirakan varian ini 56 persen lebih menular, seperti dikutip dari laman ABC News, Rabu, 3 Maret 2021,
Para peneliti di Imperial College London menemukan varian baru meningkatkan reproduksi virus dengan jumlah rata-rata orang yang terinfeksi positif antara 0,4 dan 0,7.
*Apa yang membuatnya lebih menular?*
Varian B117 menunjukkan membawa fitur biologis tertentu atau mutasi dalam genomnya yang membuatnya lebih menular.
Mutasi genetik sebenarnya adalah hal yang normal dari evolusi virus, tetapi terkadang virus memperoleh mutasi menguntungkan yang memungkinkan virus untuk mengungguli varian lain yang beredar, kata pakar Prof. Eddie Holmes, virologi di University of Sydney, Prof. Eddie Holmes seperti dari Antara.
Ada bukti awal menunjukkan bahwa varian B117 menghasilkan viral load (tingkat replikasi virus dalam tubuh) yang lebih tinggi. Sehingga ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka cenderung menyebarkan lebih banyak virus.
*Kiat melindungi diri dari varian B117*
Varian B117 mempunyai cara penyebaran yang sama seperti virus corona. Anda kemungkinan besar akan tertular virus jika Anda menghabiskan waktu di ruang tertutup dan menghirup udara dari orang yang terinfeksi.
Protokol kesehatan untuk melindungi Anda dari COVID-19 akan membantu melindungi Anda dari varian ini, meskipun Anda mungkin perlu lebih teliti misalnya mengenakan dua atau tiga lapis masker.
Selain itu, jangan terlalu lama di dalam ruangan dengan orang yang tidak tinggal serumah, hindari keramaian, dan menjaga jarak.
Cucilah tangan Anda sesering mungkin, kemudian hindari menyentuh wajah Anda.
“Hal pertama yang saya katakan kepada orang-orang ini bukanlah virus yang berbeda. Semua hal yang telah kami pelajari tentang virus ini masih berlaku,” kata Dr. Ashish K. Jha, Dekan Brown University School of Public Health, seperti dikutip dari The New York Times.
Pakar kesehatan mengingatkan jangan lengah setelah setahun hidup dalam situasi pandemi, seperti menghabiskan waktu di dalam ruangan dan membuka masker saat bersama teman atau makan di restoran.
“Semakin banyak saya mendengar tentang varian baru, semakin saya prihatin. Saya pikir tidak ada ruang untuk kesalahan atau kecerobohan dalam mengikuti tindakan pencegahan,” tutur profesor lingkungan di Virgnia Tech, Linsey Marr.
*Perlukah upgrade masker?*
Anda harus mengenakan masker berkualitas tinggi saat berada di luar rumah misalnya berbelanja atau berada di dalam ruangan dengan orang yang tidak tinggal serumah dengan Anda.
Marr bersama timnya baru-baru ini menguji 11 bahan masker dan menemukan masker kain yang tepat, dan dipasang dengan benar bisa menyaring partikel virus yang menyebabkan infeksi.
Masker terbaik memiliki tiga lapisan yakni dua lapisan kain dengan saringan diapit di antaranya.
Masker juga harus dipasang di sekitar pangkal hidung dan terbuat dari bahan yang fleksibel untuk mengurangi celah. Tali ikat kepala pada masker lebih pas (gampang diatur) daripada loop telinga.
Apabila Anda tidak ingin membeli masker baru, kenakan masker tambahan saat Anda berada di dekat orang lain, Anda dapat menyelipkan masker bedah sekali pakai dan menutupinya dengan masker kain.
Anda tidak memerlukan tingkat perlindungan tinggi seperti yang dibutuhkan para tenaga medis, jadi masker N95 tidak direkomendasikan.
Di sisi lain, vaksinasi adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko.
Para ahli optimistis bahwa vaksin saat ini, sebagian besar akan efektif melawan varian baru virus corona yang muncul.
Awal bulan ini, Pfizer dan BioNTech mengumumkan vaksin COVID-19 buatan mereka mampubekerja melawan salah satu mutasi utama yang ada di beberapa varian.
Tetapi beberapa data menunjukkan ada varian dengan mutasi tertentu, terutama yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan, mungkin lebih resisten terhadap vaksin.
Meskipun datanya mencemaskan, namun para ahli mengatakan vaksin saat ini menghasilkan tingkat antibodi yang sangat tinggi, dan kemungkinan besar setidaknya dapat mencegah penyakit serius pada orang yang diimunisasi dan terinfeksi.
“Alasan saya sangat optimis adalah dari apa yang kita ketahui tentang cara kerja vaksin, bukan hanya satu antibodi yang memberikan semua perlindungan. Divaksin menghasilkan antibodi dan ini membuat kecil kemungkinan terjadi mutasi,” kata profesor Dr. Adam Lauring, ahli penyakit menular di University of Michigan,
Tetapi sebelum tiba giliran Anda untuk divaksin, tetap perhatikan aktivitas Anda, dan coba kurangi waktu dan jumlah eksposur ke orang lain.
Contohnya, apabila Anda sekarang pergi ke toko dua atau tiga kali seminggu, kurangi menjadi seminggu sekali.
Kemudian, apabila biasanya Anda menghabiskan 30-45 menit di toko bahan makanan, kurangi waktu Anda menjadi 15 atau 20 menit.
Apabila toko sedang ramai, Anda bisa mengunjungi kembali nanti. Jika Anda sedang mengantre, jagalah jarak setidaknya satu meter dari orang- orang di depan dan di belakang Anda.
“Varian baru ini membuat saya berpikir dua kali tentang rencana saya untuk mengajar secara langsung, yang tentunya dengan masker dan dengan ventilasi yang baik,” tutur Marr.
Anak-anak tampaknya terinfeksi varian dengan kecepatan yang hampir sama dengan strain aslinya.
Sebuah studi besar di Inggris menemukan, anak-anak hanya memiliki kemungkinan sekitar setengah dari orang dewasa untuk menularkan varian tersebut kepada orang lain.
Meskipun itu kabar baik, sifat varian baru yang sangat menular, menyebabkan akan lebih banyak anak-anak yang akan tertular virus ini.
Lalu, apabila Anda sudah terkena COVID-19, Apakah artinya memiliki tingkat kekebalan yang sama terhadap varian baru?
Sebagian besar ahli setuju pada penyintas Covid-19 memiliki tingkat kekebalan alami tertentu untuk membantu melawan infeksi kedua, meskipun tidak diketahui berapa lama perlindungan tersebut dapat bertahan.
Varian yang beredar di Brazil dan Afrika Selatan tampaknya memiliki mutasi yang memungkinkan virus menghindari antibodi alami dan menginfeksi kembali seseorang yang telah terinfeksi virus.
Kekhawatiran tersebut didasarkan pada tes laboratorium yang menggunakan antibodi dari orang-orang dengan infeksi sebelumnya.
Di sisi lain, pengaruh vaksin terhadap varian ini juga belum diketahui. Tetapi, meski semua ini tampak menakutkan, para ilmuwan berharap, meskipun vaksin tidak sepenuhnya melindungi dari variasi baru virus, antibodi yang dihasilkan oleh vaksin tetap akan melindungi orang dari penyakit yang lebih serius.***