SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Pemprov Jawa Timur saat ini tengah fokus mengembangkan program Communal Branding atau merek dagang bersama untuk produk UMKM. Tujuannya agar bisa menembus pasar ekspor.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, program Communal Branding ini diharapkan dapat mengangkat produk-produk UMKM ke pasar global. Yakni menggunakan satu merek untuk sebuah produk dari sejumlah UMKM.
“Pemprov Jatim juga menyiapkan rumah-rumah kurasi yang menjadi tempat untuk mengkurasi produk UMKM supaya terstandarisasi dan bisa mengakses pasar ekspor. Sekaligus membuat UMKM naik kelas dan mengubah mindset pelaku UMKM bahwa ekspor itu mudah,” jelasnya, Selasa (31/1).
Communal branding merupakan kegiatan peningkatan kualitas produk, kapasitas kelembagaan, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Serta untuk pengembangan promosi dan pemasaran di bawah satu merek yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (community) secara bersama-sama.
Keuntungan dengan adanya Communal Branding adalah melibatkan multipihak dengan kemampuan yang spesifik dari masing-masing stakeholder. Keterlibatan ini adalah wujud dari kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, bisnis, masyarakat, dan juga media.
Seperti diketahui, sektor UMKM dan koperasi di Jatim tercatat ada sebanyak sebanyak 9,78 juta usaha. Sektor ini telah menjadi tulang punggung perekonomian daerah. Pada 2021, UMKM dan koperasi memberikan kontribusi sebesar 57,81 persen terhadap PDRB Jatim. Kontribusi itu meningkat 0,56 persen dibandingkan kondisi 2020.(*)