SURON.CO, Surabaya – Pemkot Surabaya sudah menyiapkan Kampung Jahit Nusantara di wilayah Manukan Kulon RW 10. Kampung Jahit Nusantara itu digadang-gadang untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan di Surabaya.
Bahkan Kampung Jahit itu sebagai bentuk kebangkitan perekonomian di Surabaya. Karena warga Surabaya bisa mandiri menjadi seorang entrepreneur. Kampung Jahit Nusantara yang sudah ada sejak 2020 hingga saat ini memiliki 31 penjahit. Dari jumlah itu, 16 di antaranya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang diserap sebagai pelaku UMKM jahit.
Penggagas Kampung Jahit Nusantara, Achmad Mifbachul Arif mengatakan, penjahit yang terdaftar di koperasi total ada 21 pelatih yang bertugas melakukan pengecekan hasil akhir produk. Sedangkan total penjahit yang ada di rumah-rumah warga ada 31 orang penjahit dan 80 orang sisanya masih dalam tahap pendaftaran.
Arif menjelaskan, awal mula Kampung Jahit Nusantara ini terbentuk semenjak adanya pemangkasan pegawai swasta pada awal pandemi tahun 2019 lalu. Bermula dari itu, banyak warga di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon yang menganggur.
Namun seiring meningkatnya kasus Covid-19 di tahun 2020, Kampung Jahit Nusantara pun bangkit. Sebagian warga eks pegawai pabrik sepatu dan tas yang dirumahkan itu membuat produksi hazmat untuk tenaga kesehatan. Hingga kini berdiri memproduksi berbagai produk tekstil lainnya, mulai seragam sekolah, perkantoran dan sebagainya.
“Semenjak itu lah bibit Kampung Jahit Nusantara berkembang, kini sudah punya mesin jahit sendiri-sendiri dan sudah tidak lagi yang ingin menjadi pegawai pabrik. Namun mereka memilih untuk mandiri sebagai pengusaha,” kata Arif.(*)