SURON.CO, Surabaya – Pimpinan DPRD Surabaya mendukung pemerintah kota setempat melalukan upaya sinergi bersama pelaku UMKM untuk bisa mengatasi kemiskinan dengan memberikan keterampilan bagi keluarga miskin (gakin).
“Ekonomi kerakyatan kini menjadi prioritas utama Pemkot Surabaya. Salah satunya dengan meningkatkan produk UMKM di semua wilayah Surabaya,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony.
Ia mengatakan, Pemkot Surabaya mengalokasikan APBD senilai lebih dari Rp 3 triliun untuk UMKM untuk mengatasi kemiskinan ekstrem. Menurut dia, yang menarik UMKM yang terletak di Simosidomulyo V itu adalah mempekerjakan 21 orang penyandang disabilitas.
AH Thony juga melihat keterampilan disablitas dalam menjahit. Bahkan mereka juga memberikan pelatihan menjahit kepada 42 keluarga miskin yang sudah didata oleh Pemkot Surabaya, untuk kemudian dilakukan pemberdayaan dalam meningkatkan taraf ekonomi.
“Di sini ada pemberdayaan disablitas. Tapi bersyukur ternyata di saat saya datang di sini ada program dari pemkot, yaitu memberikan pelatihan pada gakin yakni menjahit. Saya senang melihat ini karena ada kecerdasan hati dan pikiran baik dari Asyadina (rumah konveksi) maupun pemkot,” katanya.
Kecerdasan hati yang dimaksud Thony adalah empati untuk memfasilitasi disablitas dalam mengasah keterampilan sehingga bisa produktif. Meski demikian, Thony juga meminta Pemkot Surabaya untuk terus mendampingi gakin usai mendapatkan ketrampilan seperti menjahit. Tujuannya agar lebih percaya diri dalam mendapatkan pendapatan melalui keterampilannya.
Salah satu warga gakin yang mengikuti pelatihan menjahit, Yeni Ria, mengaku sudah mengikuti pelatihan selama 4 hari dan dilatih oleh disablitas yang profesional. Perempuan warga Kecamatan Sukomanunggal itu mendapatkan pelatihan mulai dari memotong kain, membuat pola, gambar hingga menjahit.
Sementara itu, pemilik rumah konveksi Asyadina, Muta’alliqu Rusydina menjelaskan, telah menerima pesanan dari Pemkot Surabaya. Seperti seragam sekolah, rompi, kaos, jilbab untuk Kader Surabaya Hebat (KSH) hingga bendera.
Ia juga mengaku mendapatkan tantangan dari istri wali kota Surabaya Rini Indriyani untuk memproduksi kaos batik motif Surabaya yang kemudian dipasarkan ke Singapura dan Malaysia. “Alhamdulillah ternyata bisa. Akhirnya kami mengikuti pameran kaos batik motif Surabaya ke luar negeri. Kalau per satuannya harga Rp 150 ribu,” ungkap Mita.(*)