SURON.CO, Madiun – Kontribusi UMKM di Kota Madiun untuk Produk Domestik Bruto (PDB) cukup besar. Selama 2021–2022, kontribusi UMKM mencapai sekitar 15 persen. Angka itu termasuk kemampuan penyerapan tenaga kerja UMKM.
Wali Kota Maidi mengatakan, pembangunan yang masif di Kota Madiun ikut mempengaruhi produktivitas UMKM. Karena mereka diuntungkan dengan kedatangan wisatawan dari luar daerah.
‘’Saat ini, di 27 kelurahan sudah dibangun lapak UMKM. Artinya, banyak pelaku UMKM di sini yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,’’ katanya saat menjadi pembicara dalam talk show tentang UMKM di Bakorwil Madiun.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Kota Madiun setiap tahun terus bertambah. Pada 2020 ada sebanyak 23.545 unit, 2021 terdapat 23.618 unit. Tahun lalu telah mencapai 23.672 unit. Pun, pemkot juga mencetuskan aplikasi pro-UMKM.
Menurut Maidi, aplikasi tersebut berfungsi untuk memantau sejauh mana transaksi para aparatur sipil negera (ASN) pemkot dalam memberdayakan UMKM di masing-masing lapak. ‘’Dengan seperti ini mereka (pelaku UMKM) mampu mandiri. Tidak bergantung pada orang lain. Strategi ini cukup penting dibandingkan hanya sekadar memberikan bantuan,’’ ungkapnya.
Selain itu, pemkot juga memberikan jaminan asuransi kepada 8 ribu tenaga kerja informal. Dengan jaminan tersebut, Maidi menilai dapat menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.
‘’Tidak hanya bisnis kelas atas yang berekspansi ke Kota Madiun. Pelaku UMKM juga terus tumbuh subur. Terbukti, dari puluhan lapak (UMKM) yang disediakan di masing-masing kelurahan semuanya berjalan lancar,’’ pungkasnya. (*)