Minke.id-Tangannya yang cekatan memakaikan sepatu kepada seorang siswi bernama Asila Putri Salsabila menjadi simbol harapan. Di hadapan para pilar sosial se-Malang Raya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan tekad besar: menghapus kemiskinan ekstrem di Jatim hingga 0 persen pada 2026.
Bersama Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Khofifah menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan ribuan relawan sosial—para pejuang senyap yang ada di garis depan pelayanan sosial. Mereka inilah garda terdepan yang harus lebih dulu “dibahagiakan”, agar mampu menebarkan kesejahteraan.
“Kalau mereka tersenyum, mereka akan membuat orang lain tersenyum juga,” kata Khofifah, disambut tepuk tangan hangat di aula Universitas Negeri Malang, Jumat (2/5).
Pilar sosial yang dimaksud adalah ribuan SDM Program Keluarga Harapan (PKH), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), hingga relawan Karang Taruna. Semua mereka mendapat perhatian lebih: dari jaminan sosial ketenagakerjaan hingga tali asih yang dibiayai penuh oleh APBD Pemprov Jatim.
Tak hanya itu, program unggulan PKH Plus yang menyasar lansia 70 tahun ke atas telah membantu lebih dari 350 ribu warga Jatim sejak 2019. Ke depan, Sekolah Rakyat juga akan dibuka untuk anak-anak dari keluarga Desil 1 dan 2—kelompok termiskin di masyarakat.
“Pendidikan adalah investasi masa depan. Anak-anak ini akan mengangkat derajat keluarganya kelak,” ujar Khofifah penuh harap.
Di tengah program strategis nasional dan penggunaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), pemerintah pusat memastikan bantuan sosial kini tepat sasaran. Motto baru: “Bansos Sementara, Berdaya Selamanya.”
Acara yang diwarnai diskusi, sholawat bersama, dan momen hangat pemasangan sepatu ini meninggalkan pesan kuat: bahwa kebijakan sosial bukan sekadar angka dan data, melainkan tentang menyentuh hati dan mengubah nasib.