Minke.id — Komitmen kuat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Probolinggo terus ditunjukkan oleh Anggota Komisi X DPR-RI, Muhammad Hilman Mufidi atau yang akrab disapa Gus Hilman. Melalui kegiatan Bimbingan Teknis Manajemen Bisnis Berbasis Riset, puluhan pelaku UMKM diajak untuk naik kelas dari usaha mikro menjadi usaha kecil hingga menengah.
Acara yang digelar pada Kamis (17/07/2025) di Cafe Alino, Kota Kraksaan ini menghadirkan langsung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai narasumber utama. Bimtek ini menjadi upaya konkret untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ke dalam pengembangan usaha kecil di daerah.
Hadir sebagai pemateri utama, Indra Rusyadi Adiwijaya, Analis Pemanfaatan IPTEK dari BRIN, menjelaskan berbagai hasil riset yang dapat langsung diimplementasikan oleh pelaku UMKM. Tujuannya, agar pelaku usaha tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dengan pendekatan berbasis data, riset, dan teknologi.
“Kami memasyarakatkan hasil riset dan inovasi agar dapat dimanfaatkan pelaku usaha. Riset tidak boleh hanya berhenti di laboratorium, tapi harus menyentuh masyarakat,” ujar Indra.
Dalam sambutannya, Gus Hilman menyampaikan bahwa sekitar 90% UMKM di Indonesia masih tergolong mikro, yaitu usaha dengan aset maksimal Rp 50 juta dan omzet tahunan paling banyak Rp 300 juta.
“Dengan bimtek ini, kita dorong UMKM mikro di Probolinggo untuk naik kelas menjadi kecil, lalu ke menengah. Karena itu penting memahami batasan aset dan omzet sesuai Undang-Undang,” jelas Gus Hilman.
Ia juga menambahkan, peningkatan kapasitas UMKM bukan sekadar teori, tapi harus didukung pelatihan teknis, inovasi, dan akses ke riset yang bisa diimplementasikan langsung.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo, tercatat: Usaha Mikro sebanyak 43.015 unit, Usaha Kecil sebanyak 648 unit, dan Usaha Menengah sebanyak 61 unit.
Kecamatan Kraksaan menjadi wilayah dengan jumlah usaha mikro terbanyak (3.844 unit), diikuti oleh Kecamatan Maron (3.548 unit) dan Paiton (3.464 unit).
Jumlah usaha kecil dan menengah masih sangat rendah, menunjukkan perlunya intervensi berkelanjutan agar pelaku usaha dapat berkembang secara bertahap dan terukur.
Dengan menggandeng BRIN, Gus Hilman ingin memastikan bahwa pendekatan pengembangan UMKM di Probolinggo tidak hanya konvensional, tapi juga berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTI).
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional. Kalau ingin ekonomi kuat, maka UMKM harus diberi bekal riset dan teknologi agar bisa bersaing, bahkan ekspor,” tegasnya.
Kegiatan bimtek ini diharapkan menjadi titik awal dari program berkelanjutan dalam upaya mengubah wajah UMKM di Probolinggo menjadi lebih modern, adaptif, dan produktif.
Langkah Gus Hilman ini mendapat apresiasi dari para peserta UMKM yang hadir, terutama karena pendampingan dilakukan secara langsung oleh lembaga negara yang memang bergerak di bidang riset dan inovasi.
Dengan kolaborasi lintas sektor ini, diharapkan Kabupaten Probolinggo bisa mencetak lebih banyak usaha kecil dan menengah baru dalam beberapa tahun ke depan, sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan berbasis lokal.