Minke.id – Desa Tamansari semakin dikenal sebagai sentra kerajinan kayu berkat tangan-tangan terampil para pengrajin lokal. Berbagai produk unggulan seperti meja, kursi, dan mangkok kayu kini tidak hanya memiliki fungsi praktis, tetapi juga nilai seni dan estetika tinggi. Tahun ini, keberadaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandala membawa angin segar bagi perkembangan UMKM kerajinan kayu di desa ini.
Kolaborasi ini lahir dari program pendampingan UMKM yang diinisiasi Pemerintah Desa Tamansari bersama tim KKN Mandala. Melalui program tersebut, para mahasiswa memberikan pelatihan desain, teknik produksi yang lebih efisien, hingga strategi pemasaran digital. Tujuannya jelas: membawa kerajinan kayu Tamansari menembus pasar yang lebih luas, dari lokal hingga nasional.
Selama masa pengabdian, mahasiswa KKN Mandala menggelar pelatihan intensif, mulai dari teknik finishing modern untuk mempercantik hasil produk, penggunaan alat pertukangan presisi, hingga pengenalan metode branding. Para pengrajin juga dibekali keterampilan fotografi sederhana untuk memotret produk, membuat katalog digital, dan memasarkan melalui media sosial serta platform e-commerce.
Salah satu mahasiswa KKN Mandala, Ikhsan, mengungkapkan bahwa Desa Tamansari memiliki potensi besar di bidang kerajinan kayu.
“Bahan baku di sini melimpah, dan pengrajinnya punya keterampilan turun-temurun. Kami hanya memberikan sentuhan inovasi agar produk ini bisa dikenal lebih luas,” jelasnya.
Kepala Desa Tamansari, Nur Hadi, menyampaikan apresiasi kepada tim KKN Mandala.
“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik KKN Mandala yang telah berkontribusi nyata. Sinergi ini membuktikan bahwa kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi bisa membawa perubahan positif,” ujarnya.
Pemerintah Desa turut menyediakan ruang workshop bersama, pengadaan alat produksi baru, dan memfasilitasi pameran produk di tingkat kabupaten.
Sejak adanya pendampingan, UMKM Tamansari mencatat peningkatan pesanan sebesar 25%. Produk meja dan kursi kayu kini hadir dengan desain lebih modern tanpa meninggalkan ciri khas ukiran tradisional. Mangkok kayu yang dulunya hanya untuk kebutuhan rumah tangga kini dikembangkan sebagai souvenir dan dekorasi rumah.
Dampak positif juga dirasakan secara sosial, di mana generasi muda mulai tertarik belajar mengolah kayu sehingga keterampilan ini dapat diwariskan.
Ke depan, UMKM Tamansari berencana memperluas lini produk seperti rak buku, peralatan makan, dan aksesori rumah berbahan kayu. Dengan pemasaran digital yang sudah mulai berjalan, target penjualan ekspor bukan lagi sekadar mimpi.
Selain itu, Pemerintah Desa tengah menyiapkan program “Desa Wisata Kerajinan Kayu” yang menggabungkan produksi, pelatihan, dan wisata edukasi. Wisatawan akan diajak melihat langsung proses pembuatan kerajinan sekaligus membeli produk hasil karya warga.