Minke.id – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur (Kanwil Kemenkum Jatim) menggandeng World Intellectual Property Organization (WIPO) dalam mencetak pelaku UMKM Jawa Timur agar berkelas dunia melalui pemanfaatan kekayaan intelektual (KI). Program ini juga mendapat dukungan dari Japan Patent Organization (JPO).
Sebanyak 75 UMKM terpilih mengikuti pelatihan bisnis bertajuk WIPO Intellectual Property Management Clinic: Leveraging IP for Business Growth and Globalization yang digelar di Aula Raden Wijaya, Surabaya, Selasa (23/9).
Indonesia menjadi salah satu dari lima negara ASEAN yang berkesempatan mengikuti program penguatan KI, bersama Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Surabaya sendiri dipilih sebagai kota ketiga penyelenggaraan setelah Jakarta dan Bandung.
Program berlangsung empat hari, 23–26 September 2025, dengan dua agenda utama. Pada hari pertama, seluruh peserta mendapat workshop berupa paparan umum dan penguatan materi kelompok. Selanjutnya, pada 24–26 September, sebanyak 20 UMKM terpilih akan menjalani konsultasi privat bersama para ahli.
Dari 95 pendaftar, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menyeleksi peserta berdasarkan kepemilikan sertifikat KI, bidang usaha, motivasi, dan jumlah tenaga kerja.
Kepala Kanwil Kemenkum Jatim, Haris Sukamto, dalam sambutannya menekankan pentingnya pengelolaan KI untuk meningkatkan daya saing UMKM.
“Kami ingin memastikan UMKM tidak hanya mendaftarkan hak kekayaan intelektual, tetapi juga mampu mengelolanya menjadi instrumen strategis pembangunan ekonomi,” ujarnya.
Menurutnya, Jawa Timur saat ini tidak lagi berfokus pada jumlah pendaftaran produk KI semata, melainkan pada komersialisasi dan hilirisasi produk. “UMKM harus naik kelas, produk-produk yang dihasilkan harus mampu bersaing di tingkat nasional, regional ASEAN, bahkan internasional,” tegas Haris.
Associate Program Officer WIPO, Sarah Nassar, menyampaikan bahwa program ini telah berjalan sejak 2023 dan menjadi peluang penting bagi UMKM Indonesia.
“Kekayaan intelektual adalah jembatan untuk membawa produk UMKM menjadi berkelas dunia. Dalam beberapa hari ke depan, peserta akan mendapat pelatihan, diskusi panel, hingga simulasi kasus untuk mengidentifikasi potensi aset tak benda yang dimiliki,” jelas Sarah.
Hari pertama kegiatan mendapat sambutan positif dari peserta. Diharapkan, program ini dapat melahirkan champion brands baru dari Jawa Timur yang mampu bersaing di pasar global melalui pemanfaatan KI secara optimal.
Pembukaan kegiatan dipimpin oleh Kepala Kanwil Kemenkum Jatim, Haris Sukamto, serta dihadiri Sarah Nassar (Associate Program Officer WIPO), Muhammad Djunaid Hamza Oozeerally (Young Expert Professional WIPO), Inoue Kazutoshi (JICA Expert dari JPO), Raden Fadjar Widjanarko (Kadiv Pelayanan Hukum), Marchienda Werdany (Kasubdit Kerja Sama DJKI), dan Risty Wulansari (K&K Advocates, narasumber).