Minke.id – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri secara simbolis melepas ekspor lima kontainer furnitur buatan Indonesia ke Amerika Serikat senilai USD 120 ribu atau sekitar Rp1,97 miliar, Jumat (16/5). Acara pelepasan ini berlangsung di PT Philnesia International, Semarang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari penguatan ekspor nonmigas Indonesia di pasar global.
Dalam sambutannya, Wamendag Dyah Roro menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekspor, terutama dari sektor industri kreatif seperti furnitur.
“Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah akan terus mendukung UMKM dan pelaku industri kreatif agar mampu bersaing dan diakui secara global,” ujar Roro.
Ia menambahkan, ekspor furnitur Indonesia terus mengalami peningkatan, dengan Amerika Serikat menjadi pasar utama. Pada 2024, ekspor furnitur Indonesia ke AS mencapai USD 1,01 miliar, menjadikan Indonesia sebagai pengekspor furnitur terbesar ke-7 di negara tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total ekspor furnitur Indonesia pada 2024 mencapai USD 1,88 miliar. Pada Januari–Maret 2025, ekspor furnitur sudah mencapai USD 515,75 juta. Angka ini turut menyumbang terhadap nilai ekspor nonmigas nasional yang mencapai USD 62,98 miliar, tumbuh 7,84% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Wamendag Roro juga menyoroti pentingnya pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA) dan peran FTA Support Center dalam membantu UMKM memahami manfaat tarif preferensial yang ditawarkan oleh perjanjian perdagangan internasional.
“FTA Support Center berperan besar dalam memberi edukasi dan bimbingan ekspor, terutama bagi UMKM yang belum memanfaatkan potensi perjanjian dagang,” imbuhnya.
Direktur Utama PT Philnesia International, Erick Prasetya Luwia, menyambut baik dukungan pemerintah. Ia menyebut kolaborasi yang erat dengan Kemendag menjadi faktor penting dalam memperluas pasar furnitur Indonesia.
“Dukungan dari pemerintah sangat membantu kami mengatasi tantangan regulasi dan memperkuat daya saing produk furnitur nasional di pasar global,” kata Erick.
Setelah pelepasan ekspor, Wamendag Roro melanjutkan kunjungan ke CV Padma Indoraya, produsen furnitur yang konsisten mengekspor hingga 30 kontainer per bulan ke berbagai negara, terutama AS. Pemiliknya, Andrew TJ, mengungkapkan pentingnya kebijakan tarif yang kompetitif untuk bersaing dengan negara eksportir lain seperti Vietnam.
Kunjungan juga dilakukan ke FTA Support Center Semarang, di mana Roro menegaskan pentingnya literasi ekspor bagi generasi muda. Salah satu kisah sukses yang diangkat adalah mahasiswa binaan FTA Support Center yang sudah berhasil mengekspor rumput laut ke Hong Kong dan daun nilam ke India.
“Kami ingin pelaku usaha lintas generasi bisa memanfaatkan peluang ekspor. Dengan pendampingan tepat, Indonesia bisa jadi pemain utama di kancah perdagangan global,” tutup Wamendag Roro.