SURABAYAONLINE.CO – Sedikitnya 70 anggota Ikatan Keluarga Banyuwangi (IKAWANGI) Surabaya, Minggu (14/8), berkumpul di rumah Joko Priyono, Kompleks Perumahan Wahyu, Sumput, Sidoarjo.
Ismail, anggota IKAWANGI Sidoarjo, menjelaskan, setelah 2 tahun libur gelar pertemuan rutin setiap bulan akibat Pandemi Covid-19, ajang silaturahmi itu sudah dimulai kembali sejak empat bulan lalu.
Edy Darwinto, Penasihat IKAWANGI Surabaya mengatakan, anggotanya meliputi wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Ia tambahkan, IKAWANGI adalah organisasi sosial dengan fokus utama menjalin hubungan kekerabatan warga asal Banyuwangi yang tinggal di perantauan.
Itu sebabnya, dalam pertemuan rutin bulanan setiap minggu kedua itu selalu diawali dengan bersama – sama menyanyikan lagu “Tanah Kelahiran”.
Syair lagu ini memang menggambarkan bagaimana rindunya warga Banyuwangi yang meninggalkan tanah kelahirannya untuk tujuan mengabdi kepada bangsa dan negara. Untuk itu mereka mohon agar orangtuanya senantiasa mendoakan agar mereka selamat dunia akhirat. Janji mereka cuma satu, yakni tidak akan melupakan kecintaan pada bumi Blambangan.
“Itu sebabnya kita punya motto, ‘Isun dulur Riko, Riko yo Dulur Isun’. Semangat ini yang terus menyatukan persaudaraan warga Banyuwangi di perantauan,” sela Agung, anggota IKAWANGI.
Sedangkan Ketua IKAWANGI Surabaya, Heri Sukodono, menjelaskan perubahan lambang organisasi yang semula ada gambar ikan suro dan boyo (buaya), itu dihilangkan. Tinggal gambar Tugu Pahlawan yang kanan dan kirinya ada gambar penari gandrung Banyuwangi.
“IKAWANGI juga sudah punya AD/ART yang baru. Silakan jika ada anggota yang ingin turut menyempurnakan,” katanya.
Heri juga berpesan, agar anggota IKAWANGI lebih berhati-hati dan bijak menggunakan media sosial.”IKAWANGI itu organisasi non-politik. Murni untuk menjalin persaudaraan. Juga untuk uri-uri atau melestarikan budaya Banyuwang. Kita tidak melihat etnis, suku dan agama. Kita semua yang asal Banyuwangi bersaudara.di IKAWANGI. Tidak harus suku Osing,” tambah Heri. (Yami Wahyono)