SURON.CO, Lombok – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung misi dagang dan investasi dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara ini digelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Senin (27/2).
Misi dagang Jatim-NTB membuahkan catatan transaksi yang menggembirakan. Sampai dengan pukul 17.00 WITA transaksi yang berhasil dicatatkan mencapai Rp 251,399 miliar.
Gubernur Khofifah optimistis bahwa ke depan hubungan dagang antara Jatim dengan NTB akan terus semakin meningkat. Terlebih dengan adanya dukungan sektor pelayaran long distance ferry (LDF) yang telah tersedia dari Jatim ke NTB.
Baik melalui Ketapang, Banyuwangi maupun Jangkar, Situbondo menuju Lembar, Lombok. Ia berharap peningkatan koneksitas LDF ini akan memudahkan proses hubungan dagang Jatim dan NTB.
“Silakan nanti pengusaha-pengusaha dari NTB mengambil peran lebih efisien ataukah lewat Ketapang, Banyuwangi atau yang lebih efektif dari jangkar, Situbondo. Ditambah sekarang sedang proses finalisasi tol dari Probolinggo-Banyuwangi,” katanya.
Menurutnya, dalam kegiatan misi dagang antara Jatim dengan NTB ini juga dapat dilihat sebagai satu kebutuhan untuk bisa saling menguatkan kedua provinsi. Terutama dalam proses efektivitas proses petik, olah, kemas, dan jual.
“Seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur NTB tadi yakni olah dan kemas. Tapi kami di Jatim harus melihat secara hulu hilirnya, yakni tanam, petik, olah, kemas dan jual,” katanya.
Oleh karena itu, sinergitas harus dibangun antara lain dengan membangun partnership akses. Misalnya akses ke pasar ekspor. Seperti kopi di Jatim dibangun melalui communal branding untuk memenuhi kualitas dan standar kebutuhan pasar ekspor.
“Karena pasar ekspor sering kali membutuhkan skala yang besar. Untuk itu, sangat bisa jika dibangun juga kolaborasi communal branding dengan kopi dari NTB. Jadi pasar ekspor ini peluangnya besar kita bangun sinergitas produk dari Jatim dan NTB,” imbuhnya.
Pemprov Jatim sendiri, lanjutnya, telah membangun communal branding untuk produk kopi agar siap masuk pasar ekspor. Sehingga ketika ada permintaan dalam jumlah besar maka bisa memenuhi permintaan tersebut.
“Padan Oktober 2022 lalu kita ekspor 200 ton kopi ke Mesir itu dari tiga daerah, yakni Bondowoso, Jombang, dan Madiun dalam format communal branding. Jikalau nanti ada komoditas kopi tertentu dari NTB yang ingin masuk dalam paket communal branding tersebut silakan. Hal ini bisa saling menguatkan,” lanjut Khofifah.
Misi dagang ini tidak semata-mata pertemuan antara trader dan buyer. Tapi juga ada kerja sama antar OPD, BUMD, institusi bisnis seperti Kadin, Iwapi, dan Hipmi dari kedua provinsi. Ini menjadi bagian penguatan bersama bahwa masing-masing memang harus menguatkan sinerginya, kolaborasinya, dan membangun strong partnership.
Sementara itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, misi dagang dan investasi yang dilakukan Pemprov Jatim ini sebagai salah satu hal yang perlu diikuti dan dicontoh.
“Menurut saya ini bukan hal yang baru karena Bu Khofifah adalah senior kami dulu di Komisi VI DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Perdagangan Perindustrian dan BKPM. Beliau termasuk yang getol sekali memberikan saran kepada Kementerian Perdagangan untuk melakukan misi dagang ke seluruh penjuru dunia,” katanya.(*)