SURON.CO, Surabaya – Lembaga Amil Zakat Nasional Yayasan Kesejahteraan Mandiri (Laznas Yakesma) Jawa Timur menyalurkan santunan kepada guru honorer. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Yakesma dalam mendukung kesejahteraan dan apresiasi terhadap dedikasi para guru. Mereka telah memberikan kontribusi besar dalam mendidik generasi muda, khususnya dalam pendidikan membaca Alquran.
Ustazah Muniroh, salah satu guru pengajar Alquran di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Utsman Bin Affan, Surabaya, mendapatkan manfaat dari penyaluran ini. Dia tampak senang dan terharu menerima santunan yang diberikan oleh Laznas Yakesma Jatim yang diwakili Rachmad Subekti Kimiawan,atau akrab dikenal dengan nama Wawan. “Penyaluran santunan ini adalah bentuk kepedulian dan penghargaan atas kerja keras para guru dalam mendidik anak-anak bangsa,” kata Wawan, Rabu (28/8).
Ustazah Muniroh menceritakan suka duka menjadi guru Alquran selama 3 tahun di jenjang SD. Dia merasa senang melihat anak-anak ceria dan mengamalkan ilmu yang diberikan. “Sedangkan untuk dukanya mungkin karena anak berbeda-beda, terkadang ada yang suka mengobrol. Hanya itu saja dukanya,” katanya.
Setiap hari perempuan ini bersepeda motor dari rumahnya yang berada di Gresik. Panas hujan, kedinginan, kerap ia rasakan.
Sementara itu, Koordinator SDM dan Sarana Prasarana LPIT Utsman bin Affan Ustaz Amir Syakib mengatakan, pertama kali mengetahui Yakesma di Malaysia. Ternyata ia baru mengetahui jika Yakesma juga berada di Indonesia. “Program ini sangat bagus karena memang guru di Indonesia masih kekurangan. Bahkan di Surabaya masih ada yang mendapat gaji Rp 300 ribu sebulan,” katanya.
Kebetulan dia sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah di Surabaya. Saat bersilaturahmi di beberapa sekolah, ia merasa kasihan melihat kondisi guru ngaji yang bergaji kecil. “Saya sangat berterima kasih dengan adanya program ini. Semoga bisa berkelanjutan,” harapnya.
Yakesma Jatim terus melaksanakan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat. Acara diakhiri dengan doa bersama dipimpin oleh salah satu guru. Dilanjutkan foto bersama sebagai kenang-kenangan.(*)