Minke.id – Produk olahan minyak sawit telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri pangan. Mulai dari minyak goreng, margarin, hingga cocoa butter alternatives (CBE/CBS/CBR), berbagai produk berbasis sawit ini banyak digunakan oleh Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), terutama di sektor kuliner.
Menyadari pentingnya peran sawit dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian, Sawitsetara bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) menggelar Workshop Nasional bertajuk “UMKM Kelapa Sawit untuk Mendorong Ketahanan Pangan”. Acara ini berlangsung selama tiga hari, 26–28 Februari 2025, di salah satu hotel di Bali, dengan dihadiri oleh 150 peserta yang terdiri dari pelaku UMKM serta mahasiswa pertanian dan agribisnis.
Founder Sawitsetara sekaligus Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Dr. Gulat ME Manurung, menegaskan bahwa produk olahan sawit telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, terutama di sektor kuliner.
“Harus diakui, produk sawit digunakan sehari-hari, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Di sisi lain, kebun sawit juga berperan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat di wilayah sentra sawit, termasuk petani sawit,” ujar Gulat.
Pemilihan Bali sebagai lokasi workshop bukan tanpa alasan. Sebagai destinasi wisata internasional, Bali memiliki industri kuliner yang sangat bergantung pada produk sawit, seperti minyak goreng dan margarin. Melalui workshop ini, Sawitsetara juga ingin mengampanyekan bahwa sawit memiliki manfaat yang besar bagi ketahanan pangan dan tidak seburuk yang kerap diberitakan.
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDP, Helmi Muhansyah, menekankan bahwa industri sawit di Indonesia tidak hanya didominasi oleh perusahaan besar. Banyak pelaku UMKM yang juga berkontribusi dalam pengolahan sawit menjadi berbagai produk.
“Mendorong UMKM berbasis sawit berarti menumbuhkan kewirausahaan dan enterpreneurship, yang sejalan dengan program Presiden Prabowo dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” jelas Helmi.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Made Widiana, mengakui bahwa sawit memiliki peran vital dalam industri pangan di Bali. Ia mencontohkan salah satu produk berbasis sawit, Miyakita, yang menjadi solusi bagi UMKM di tengah tingginya kebutuhan minyak goreng.
“Kalau hanya mengandalkan kelapa, kemungkinan kita akan mengalami kekurangan minyak kelapa. Sementara kebutuhan minyak goreng di sektor UMKM Bali sangat besar,” ungkap Widiana.
Salah satu momen menarik dalam workshop ini adalah kunjungan peserta ke UMKM Citra Bali pada hari terakhir, Jumat (28 Februari 2025). Para peserta berkesempatan melihat langsung bagaimana produk berbasis sawit diolah dan dimanfaatkan dalam industri kuliner lokal.
I Made Widiana berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan memberikan dampak nyata bagi UMKM serta ketahanan pangan nasional.
“Semoga ada tindak lanjut dari kegiatan ini, sehingga kerja sama yang terjalin dapat terus berkembang demi perekonomian nasional,” tutupnya.
Dengan workshop ini, sawit kembali ditegaskan sebagai komoditas strategis yang mendukung industri pangan dan UMKM di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam ketahanan pangan global.