Minke.id – Menjelang perayaan hari suci keagamaan seperti Galungan, geliat industri kreatif lokal di Bali semakin terasa. Salah satu yang menonjol adalah inovasi dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memproduksi bokor atau wadah bunga dari bahan dasar batok kelapa. Selain memperkuat identitas budaya Bali, produk ini mencerminkan semangat keberlanjutan yang kian mengakar di masyarakat.
Bokor merupakan salah satu elemen penting dalam upacara keagamaan Hindu di Bali. Biasanya digunakan untuk meletakkan bunga atau sesajen, wadah ini kini hadir dalam wujud yang lebih modern, fungsional, dan tetap sarat nilai tradisional. UMKM seperti Soka Wangi, yang digawangi oleh Dewa Ayu Mertawangi, menjadi pelopor dalam menciptakan wadah serbaguna dari batok kelapa yang tidak hanya estetik, tapi juga ramah lingkungan.
“Untuk persiapan Hari Raya Galungan, kami fokus produksi Sokasi, tempat sodan, hingga tas dari batok kelapa yang bisa dipakai untuk tangkil ke pura. Modelnya praktis dan tetap bernuansa tradisional,” ujar Dewa Ayu Mertawangi.
Produk-produk inovatif ini tak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat Bali dalam menyambut hari besar keagamaan, tetapi juga membuka peluang ekonomi, khususnya bagi perempuan lokal yang dilibatkan dalam proses produksi. Menurut Dewa Ayu, pesanan mengalami peningkatan signifikan menjelang perayaan-perayaan besar.
“Jelas ada kenaikan omzet jelang hari raya seperti Galungan. Bahkan saat Nyepi kemarin, kami juga banyak menerima pesanan untuk souvenir kegiatan,” tambahnya.
Dengan kesadaran lingkungan yang semakin berkembang dan nilai budaya yang tetap dijunjung tinggi, Dewa Ayu optimis produk berbahan dasar batok kelapa ini mampu menembus pasar nasional hingga internasional. Selain menawarkan keunikan, produk ini juga memberikan solusi terhadap limbah batok kelapa yang sering terbuang sia-sia.
Inovasi seperti ini menjadi cerminan bagaimana UMKM Bali tak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menjadi agen perubahan menuju ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.