Minke.id – Dalam upaya memperkuat daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di era digital, Kelompok 15 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar menggelar sosialisasi bertajuk “Penguatan Branding UMKM dan Edukasi Sertifikasi Halal melalui Platform SIHALAL”, Rabu (24/7/2025) di Pendopo Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri berkompeten dan melibatkan 24 pelaku UMKM, sembilan Ketua RW, serta perwakilan dari berbagai unsur masyarakat dan instansi. Sosialisasi ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan rendahnya digitalisasi dan belum optimalnya manajemen usaha di kalangan UMKM setempat.
Lurah Bendo, Rr. Lutfin Diasmaningrum, mengungkapkan bahwa dari total 440 UMKM di wilayahnya, baru sekitar 70 yang aktif memanfaatkan platform digital seperti Shopee dan Instagram.
“Kami terus berupaya menjembatani kebutuhan pelaku UMKM, salah satunya lewat program LAPAKKU (Layanan Pemasaran dan Akses Kreatif UMKM),” ujar Lutfin.
Melalui program tersebut, pelaku UMKM dibekali pelatihan pemasaran digital, pembuatan konten promosi, dan pendampingan untuk membuka akun di platform digital populer seperti TikTok hingga Shopee.
Sesi pertama menghadirkan Yufi Priyo Sutanto, S.T., M.M., yang membahas pentingnya strategi branding digital untuk memperkuat eksistensi UMKM.
“Branding bukan cuma soal logo dan media sosial. Ini soal membangun sistem bisnis yang tangguh dengan konten yang konsisten dan tepat sasaran,” jelas Yufi.
Ia juga menekankan pentingnya algoritma platform, CRM via WhatsApp, serta memanfaatkan promosi gratis melalui IG Reels dan grup Facebook komunitas.
Sesi kedua dibawakan oleh Mohammad Bagus Sucipto, M.E., yang membahas urgensi sertifikasi halal berbasis platform SIHALAL. Ia menegaskan bahwa sertifikasi halal bukan sekadar simbol kepercayaan, tapi kewajiban hukum yang menguntungkan pelaku usaha dari segi legalitas dan akses pasar.
“UMKM dapat mengurus sertifikasi secara mandiri lewat self-declare, dan ini akan meningkatkan daya saing produk secara signifikan,” jelas Bagus.
Ketua KKN Kelompok 15, Nico VanHallen, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya acara seremonial, melainkan ruang dialog praktis antara UMKM, pemerintah, dan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sri Lestanti, S.Kom., M.T., selaku dosen pendamping lapangan, yang menyebut kehadiran mahasiswa sebagai bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam pembangunan daerah.
“Kami ingin memastikan bahwa keilmuan yang kami bawa bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Sri Lestanti.
Sosialisasi ini menjadi bagian dari upaya membangun ekosistem UMKM Blitar yang digital, halal, dan berdaya saing. Dengan sinergi antara Kelurahan Bendo, Unisba Blitar, dan para pelaku usaha, semangat transformasi ekonomi lokal terus digelorakan.