Minke.id – Potensi ekonomi dan budaya Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, semakin mendapat sorotan melalui gelaran Miagan Umbrella Fest 2025 yang berlangsung di Alun-Alun Cemara pada 1–3 Agustus 2025. Acara ini tidak hanya menjadi ajang seni dan budaya, tetapi juga menjadi sarana efektif untuk mempromosikan produk unggulan UMKM lokal.
Acara puncak yang digelar pada Minggu (3/8/2025) turut dihadiri Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Cak Sumardi, didampingi Anggota DPRD Jombang Arif Sutikno serta Kepala Desa Miagan Antok Budi Subagio. Mereka meninjau langsung 27 stan UMKM yang menampilkan produk kreatif warga dari seluruh RT di Desa Miagan.
“Sangat luar biasa, kita perlu dukung kegiatan seperti ini. Ini kegiatan ikonik,” ungkap Cak Sumardi.
Dalam kunjungannya, Cak Sumardi menekankan pentingnya inventarisasi potensi desa, terutama dalam aspek ekonomi dan budaya. Menurutnya, pendataan yang akurat bisa membantu desa membangun identitas dan produk unggulan yang mampu bersaing secara regional maupun nasional.
“Kalau bisa perlu kita lakukan itu. Desa UMKM dan budaya berbeda-beda. Kita tata pola edukasi, kita libatkan semua pihak supaya ada peningkatan,” tambahnya.
Dampaknya pun sudah terasa. Berdasarkan laporan dari pelaku UMKM, transaksi penjualan selama festival meningkat hingga tiga kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa promosi berbasis potensi lokal dapat menjadi pendorong signifikan pergerakan ekonomi masyarakat.
Kepala Desa Miagan, Antok Budi Subagio, menyampaikan bahwa festival ini menjadi media penting untuk memperlihatkan potensi desa secara utuh. Produk unggulan seperti songkok, jepit, dan kripik usus berhasil menarik minat pengunjung. Bahkan, beberapa home industry kripik usus terus menunjukkan pertumbuhan.
“Biasanya per hari pendapatan Rp200 ribu, sekarang bisa sampai Rp700 ribu,” ujar Antok.
Festival yang juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Jadi ke-2 Alun-Alun Cemara dan HUT ke-80 RI ini dimeriahkan dengan beragam kegiatan, mulai dari kerja sama dengan PMI Jatim, pembacaan selawat, hingga pawai budaya.
Nama Umbrella Fest dipilih karena keunikannya dan diharapkan menjadi identitas budaya khas Miagan, serta satu-satunya festival dengan konsep tersebut di Kabupaten Jombang.
Salah satu pelaku UMKM, Novi (49), mengaku omzetnya meningkat drastis selama festival berlangsung.
“Alhamdulillah rame, ini tadi dapat Rp1 juta lebih,” ujarnya dengan antusias.
Dengan dukungan dari legislatif dan antusiasme masyarakat, Miagan Umbrella Fest diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis desa.