Minke.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali ditegaskan sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr. Yovita Arie Mangesti, S.H., M.H., CLA, CMC, dalam Workshop Membangun UMKM Berbasis Nilai Keindonesiaan yang digelar di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Tulungagung, Sabtu (13/9/2025).
Dalam sambutannya, Yovita membuka acara dengan pantun penyemangat yang mengajak kebangkitan UMKM. Ia menegaskan bahwa fondasi negara yang kuat dibangun dari ekonomi rakyat, bukan semata mengandalkan korporasi besar.
“Fondasi negara yang kuat dibangun dari ekonomi masyarakat yang tangguh. Kita tidak hanya mengandalkan korporasi besar, tetapi justru UMKM yang berbasis nilai keindonesiaan,” jelas Yovita.
Mengutip data terkini, Yovita menyebutkan terdapat 65,5 juta unit UMKM di Indonesia, yang menyerap 119 juta tenaga kerja atau sekitar 97 persen dari total tenaga kerja nasional. UMKM juga menyumbang 15,7 persen ekspor nasional.
“Angka ini luar biasa dan menjadi bukti nyata bahwa UMKM adalah penggerak utama ketahanan ekonomi nasional, terutama di tengah dinamika global,” tegasnya.
Selain penguatan kapasitas usaha, Yovita menekankan pentingnya perlindungan hukum, khususnya melalui hak kekayaan intelektual (HKI) atas produk-produk UMKM.
“Musyawarah dan mufakat harus tetap menjadi dasar ketika menghadapi konflik bisnis. Nilai keadilan sosial menjadi prinsip utama dalam memberikan perlindungan hukum bagi UMKM,” tambahnya.
Ia berharap workshop ini mampu memicu kreativitas dan inovasi UMKM Tulungagung agar bisa bersaing di tingkat nasional hingga global.
Pada kesempatan tersebut, Fakultas Hukum Untag Surabaya juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Sahabat UMKM Tulungagung. Inisiatif ini digagas mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Untag angkatan 46 sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.
Eko, perwakilan Sahabat UMKM, menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung visi pemerintah daerah.
“Indonesia itu musyawarah, merangkul bukan memukul. Ketika ada persoalan, jangan langsung menghukum, tapi bagaimana mengayomi pelaku UMKM sekaligus melindungi konsumen,” ujarnya.
Dengan dukungan pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas, Tulungagung diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan UMKM di Jawa Timur. Langkah ini diharapkan memperkuat peran Indonesia sebagai kekuatan ekonomi berbasis rakyat.