Minke.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan dukungan penuh terhadap dua agenda besar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, yakni Financial Expo (FinExpo) dan Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025.
Kedua kegiatan tersebut dinilai strategis untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan masyarakat serta memperkokoh peran Jawa Timur sebagai episentrum ekonomi nasional.
Dukungan itu disampaikan Khofifah saat audiensi bersama Kepala OJK Jatim, Yunita Linda Sari, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (15/10).
“Insya Allah saya akan hadir. Kegiatan seperti FinExpo dan IIFS ini punya dampak positif besar bagi sistem keuangan dan pengembangan sektor jasa keuangan di Jawa Timur,” ujar Khofifah.
FinExpo merupakan bagian dari rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) — kampanye nasional yang digagas OJK sejak 2016.
Acara ini bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal melalui pameran, edukasi, dan promosi produk keuangan.
FinExpo 2025 dijadwalkan berlangsung pada 23–26 Oktober 2025 di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jawa Timur, dan akan menghadirkan berbagai lembaga keuangan, perbankan, fintech, hingga koperasi dan pelaku UMKM.
Khofifah menegaskan, peningkatan literasi dan inklusi keuangan menjadi kunci bagi stabilitas ekonomi masyarakat.
“Masyarakat perlu diedukasi agar mampu memilih produk keuangan sesuai kebutuhan mereka. Acara seperti ini menjadi wadah efektif untuk meningkatkan literasi sekaligus kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan,” katanya.
Tren Positif Literasi Keuangan di Jawa Timur
Menurut data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, Indeks Literasi Keuangan nasional naik menjadi 66,46 persen, sedangkan Indeks Inklusi Keuangan mencapai 80,51 persen, melampaui capaian tahun sebelumnya.
Khofifah optimistis, tren positif ini akan berlanjut dengan adanya kegiatan besar seperti FinExpo yang memberi ruang bagi masyarakat untuk belajar langsung mengenai produk finansial.
Selain itu, FinExpo juga akan melibatkan Kelompok Kerja Inklusi Keuangan, pelaku UMKM, serta dinas terkait seperti Disperindag dan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur.
“Saya harap sinergi ini bisa memperluas manfaat bagi pelaku usaha kecil agar mereka juga bisa naik kelas,” ujar Khofifah.
Selain FinExpo, OJK Jatim juga akan menggelar Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025 pada 3–4 November 2025 di Surabaya.
Forum ini akan mempertemukan regulator, akademisi, dan pelaku industri keuangan syariah untuk bertukar gagasan dan merumuskan strategi penguatan ekonomi syariah nasional.
Khofifah menilai penguatan sektor keuangan syariah menjadi langkah penting untuk menciptakan ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
“Keuangan syariah harus terus kita benahi agar benar-benar berjalan sesuai kaidah fikih, sekaligus mampu bersaing di tingkat global,” ujarnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, OJK, dan pelaku industri, Khofifah optimistis Jawa Timur akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi syariah nasional.
“Semoga acara ini berjalan sukses dan membawa manfaat besar bagi masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya.