SURABAYAONLINE.CO – Peserta Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo di Grand Whiz Hotel Trawas Mojokerto, Minggu (22/11) malam dikejutkan dengan kehadiran Kelana Aprilianto.
Kelana datang ke acara itu bersama Akademisi FISIP Universitas Airlangga, Suko Widodo.
Meja pimpinan yang berisi tiga orang langsung dikosongkan untuk mempersilahkan Kelana Aprilianto dan Suko Widodo duduk di sana. Dan, peserta silaturahim mendapuk mantan Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sidoarjo, Sabar Santoso untuk memandu acara sambung rasa dengan calon Bupati Sidoarjo itu.
Tentu saja acara yang dihadiri Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) se Kabupaten Sidoarjo itu dimanfaatkan Kelana untuk memaparkan visi dan misinya jika dipercaya jadi Bupati Sidoarjo periode 2020-2025.
Menurut Kelana, Sidoarjo harus benar-benar siap menghadapi tantangan perkembangan sektor manufaktur dan pergudangan serta dampak ikutannya, yakni urbanisasi. Karena Sidoarjo sedang berkembang sektor industri dan perdagangannya.
“Tantangan Sidoarjo ke depan tidak ringan. Tapi pasangan Kelana Aprilianto dan Dwi Astuti in syaa Allah sudah siap dengan solusinya,’ ujar Kelana yang malam itu tampil dengan jaket warna merah.
Untuk membangun Sidoarjo, Kelana ingin lahan untuk industri jangan sampai menggunakan lahan subur. Jangan sampai terjadi tanah subur jadi pabrik atau hunian.
Limbah industri juga jangan membuat rakyat tidak sehat. Jangan sampai lapangan kerja bertambah, angka pengangguran juga bertambah.
“Tidak boleh terjadi ada ayam mati di lumbung padi,” ujar Kelana yangmenginginkan Sidoarjo lebih hebat dari Kota Surabaya.
“Selama ini Sidoarjo dianggap sebagai daerah penyanggah Surabaya. Ini tidak bisa dibiarkan. Sidoarjo harus maju sebagai Kota Metropolis bersama Gresik dan Surabaya,” jelasnya.
Untuk itu itu Kelana sudah menyiapkan langkah zonasi. Demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo, harus ada pemisahan zona industri, pendidikan dan lingkungan. Akses jalan perlu ditambah untuk menghindari kemacetan, ketersediaan air bersih untuk masyarakat harus dijamin, banjir harus bisa dikendalikan.
Khusus warga miskin dan anak terlantar juga akan jadi program prioritas pasangan Kelana – Dwi Astuti. “Pemkab Sidoarjo akan menanggung iuran BPJS untuk warga miskin. Bantuan pangan bagi lansia dan pendidikan gratis bagi anak terlantar juga akan jadi perhatian kami,” demikian Kelana.
Dosen Unair, Suko Widodo yang malam itu tampil sebagai pengamat politik mengaku sulit untuk menemukan celah dari program kerja pasangan Kelana Aprilianto – Dwi Astuti.
“Apa yang hendak Pak Kelana lakukan itu memang yang dibutuhkan masyarakat Sidoarjo,” kata pengasuh acara Cangkrukan di JTV itu.
Suko Widodo setuju dengan pendapat Kelana bahwa Sidoarjo tidak lagi disebut sebagai daerah penyanggah, melainkan sebagai bagian integral dari kemajuan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik.
Bandara Juanda dan Terminal Bungurasih itu punya Sidoarjo.
“Sejarahnya Surabaya itu cuma pelabuhan, yang menghidupkan justru Sidoarjo. Jadi saya setuju Sidoarjo harus lebih maju dan tidak kalah dengan Surabaya,” kata Suko Widodo, disambut tepuk tangan peserta Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo. (Yami Wahyono)