Sebelum KBS berdiri menjadi sebuah lembaga teroganisir yang jelas, tempat ini diawali dengan ketidakmampuan tuan Kommer dalam membiayai pemeliharaan satwa-satwa yang dimilikinya. Kemudian beberapa orang mulai tergerak untuk melanjutkan usaha yang dirintis oleh tuan Kommer. Usaha tersebut adalah dengan cara menjadi donatur serrta membentuk perkumpulan yang bertugas untuk mengelola satwa-satwa dengan baik.
Akhirnya tempat ini memiliki nama perkumpulannya, yaitu Soerabaiasche Planten en Dierentuin (Kebun Botani dan Bintang Surabaya). Pada mulanya selain memelihara satwa-satwa tempat ini juga menjadi perlindungan bagi tanaman-tanaman langka.
Pengurus pertama menempatkan kebun binatang ini di daerah Kaliondo, namun jumlah satwa terus bertambah, dan membuat dipindahkan ke kebun binatang Jl. Grudo tahun 1917. Kemudian pada tahun 1918 tempat ini resmi dibuka untuk umum. Namun di tahun 1920, perusahaan Kereta uap Jawa Timur menawarkan sebuah lahan di daerah Darmo, maka untuk ketiga kalinya kebun Binatang berpindah lokasi lagi ke daerah Darmo dan menelan biaya sangat besar.
Pemerintah kota terus membantu pengembangan KBS, hal ini inisiatif dari Walikota Madya dijkerman dan anggota Pemerintahan Kota, yang berhasil meyakinkan Dewan Perwakilan Kota “Gementeraad” bahwa Surabaya sebagai kota perdagangan dan industri perlu memiliki sebuah tempat atau kawasan wisata. Hal ini guna menarik perhatian orang-orang untuk memperlama waktu singgahnya di suarabaya setelah mereka melakukan aktivitas perdagangan ataupun industri.
Saat ini Kebun Binatang Surabaya termasuk kedalam salah satu kebun binatang paling tua di kawasan Asia Tenggara. tempat ini menjadi rumah bagi 351 spesies yang terdiri atas 2.000 hewan – termasuk diantaranya beberapa spesies dilindungi dari keluarga Mammal, Aves, Reptile, dan juga Pisces. Situasi ini pun menarik perhatian Pemerintah Daerah, yang kemudian melahirkan rencana pembangunan taman konservasi di kawasan Kenjeran. Dengan terus bertambahnya populasi hewan di Kebun Binatang Surabaya, bisa jadi kebun binatang kecintaan warga Surabaya ini akan semakin diperluas.
Kebun Binatang Surabaya, setidaknya ada 14 sarana rekreasi dan 6 sarana belajar yang terdapat di tempat ini. Misalnya, jika Anda ingin merasakan sensasi menyenangkan dan menegangkan saat naik di punggung gajah atau unta, ada “Tunggang Gajah” dan “Tunggang Onta” yang bisa Anda coba. Sedangkan untuk yang berjiwa petualang, ada arena flying fox dan outbound yang wajib Anda kunjungi.
Sejak pandemi covid 19, Kebun Binatang Surabaya (KBS) mulai dibuka pada Minggu (3/10). Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau langsung kesiapan protokol kesehatan yang diberlakukan di KBS pada Sabtu (2/10) mulai dari pintu masuk hingga bagian dalam. “karena selama ini sudah banyak yang menunggu KBS dibuka dan yang mau gowes ke KBS juga sudah antre,” ujar Eri di sela peninjauan KBS, Sabtu. Eri menuturkan, pembukaan KBS telah melalui proses asesmen Satgas Covid-19 Surabaya bersama kementerian terkait dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
“Insyaallah ini sudah siap semuanya, dan nanti tidak ada kesempatan untuk sentuhan karena semuanya pakai aplikasi dan juga pakai PeduliLindungi,” kata Eri. Ia menegaskan bahwa pengunjung yang masuk KBS masih dibatasi 25% dari total kapasitas 8.000 pengunjung. Eri sudah meminta Satgas Covid-19 di KBS untuk selalu berkeliling dengan sepeda untuk mengingatkan protokol kesehatan para pengunjung jika ada yang melepas masker dan berkerumun. “Satgas itu tidak boleh berhenti keliling, dia berputar terus untuk mengingatkan para pengunjung, sehingga ketika KBS ini sudah dibuka, maka diharapkan tidak ada klaster KBS. (Windi)