SURON.CO, Mojokerto – Bertahun-tahun membudi daya jamur tiram, pada tahun 2015, Arifah (51) mendapat ilham membikin UMKM dengan produk jamur krispy.
Nama produknya kini cukup diminati. B,ahkan UMKM satu ini menjadi salah satu partisipan yang mengantarkan Desa Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto menorehkan prestasi 5 besar Desa BRILian di tahun 2022.
Beragam usaha telah dijajal mulai dari penjahit, membuka toko kelontong, namun akhirnya jamur tiram tampaknya menjadi jawaban. Kini, usaha produk jamur krispy miliknya telah memilki segmen pasar sendiri dan tentu diminati segala kalangan.
Kisah itu berawal dari suami Arifah bernama Heri Adi Sucipto yang telah memasuki masa pensiun. Merintis sebuah usaha adalah hal yang tepat untuk menghabiskan masa tua.
Maka dirintislah sebuah usaha budi daya jamur tiram di tahun 2002. Bisnis pun berjalan dan memiliki segmen pasar utamanya di lingkungan Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
“Saya membuat budi daya jamur tiram putih, masih budi daya saja awalnya selama bertahun-tahun mulai dari 2002 hingga 2015. Bertahun-tahun bertahan hingga akhirnya mampu memproduksi hingga 8 ribu backlog,” terang Arifah.
Usaha yang berjalan mulus itu pun menemui satu titik jenuh. Dimana antara modal keuntungan terpaut sangat tipis. Titik jenuh itu pun memuncak di kisaran tahun 2015, ketika panen raya. Pasar-pasar tampak tumpah ruah. “Alhasil barang mengendap, kemudian saya berinisiatif untuk mencoba resep pribadi di rumah,” katanya.
Resep coba-coba itu pun dijajal di lingkungan sosialnya. Kawan sebaya, sahabat, kerabat dan teman kerja. Modal awal itu ternyata produk olahan jamur diterima dengan sangat baik. Hingga ia pun disarankan untuk membuat lebih banyak dan dipasarkan.
Di awal, pemasarannya produknya pun masih sebatas di lingkup Kecamatan Trawas. Beragam cara diupayakan Alifah untuk memuluskan usahanya. Bergabung menjadi mitra Dinas, kementrian, hingga menjadi UMKM Binaan Bank Himbara.
Alhasil, usaha yang terletak di Dusun Trawas, RT 01, RW 01, Desa Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto ini merajut asa bersama Desa Trawas menuju Desa BRILian 2022.
Arifah sempat kesulitan melayani banyaknya pesanan di kisaran tahun 2016. Jumlah keuntungan yang diperoleh pun dirasa belum mampu menambah jumlah produksi. Alhasil Arifah (51) mengikuti program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Modal saya lebih banyak sehingga saya bisa produksi lebih banyak. Kedua, saya menjadi UMKM binaan KUR BRI sehingga saya diajak setiap ada berbagai event, pameran di BRI,” kata Arifah.
Bagi Arifah, menjadi mitra BRI adalah keuntungan besar. Tidak ada kerugian yang pernah dia alami selama ini. BRI tidak hanya memberikan uang tanpa tanggung jawab, melainkan turut serta melibatkan produknya di setiap pameran-pameran di event-event berdampak. “Ketiga, saya mendapatkan bantuan alat produksi. Keempat, saya juga mendapatkan pelatihan pengembangan produk,” tegas Arifah.(*)