Minke.id, Mojokerto – Dalam upaya mendukung keberlanjutan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Tanjungkenongo, Sub Kelompok 1 KKN Reguler Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya periode 2025 berhasil menciptakan alat press minyak berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG). Alat ini dirancang khusus untuk mengatasi kendala pengolahan limbah tepung bekas penggorengan yang selama ini sulit dimanfaatkan.
Ide inovasi ini berawal dari pengamatan terhadap proses produksi di UMKM Pastel Mini Bu Anis. Salah satu anggota tim menjelaskan bahwa limbah tepung bekas penggorengan sering terbuang percuma meskipun masih memiliki potensi untuk diolah kembali. “Sayangnya, kandungan minyak dalam tepung membuatnya cepat rusak, sehingga memerlukan alat khusus untuk memisahkan minyak secara efisien,” ungkapnya.
Melalui observasi dan diskusi intensif dengan pelaku UMKM, tim merancang alat press minyak sederhana namun efektif menggunakan bahan seperti baja hollow, lempengan logam, wiremesh, dan sponge. Alat ini mengadopsi mekanisme ulir manual, memastikan proses pemisahan minyak bisa dilakukan tanpa listrik. “Desain manual dipilih karena lebih cocok untuk kondisi pedesaan dan tidak membebani pengguna dengan biaya operasional tambahan,” jelas salah satu anggota tim.
Penyerahan alat dilakukan pada Jumat, 17 Januari 2025, disertai pelatihan penggunaan kepada UMKM Bu Anis. Hasilnya, waktu pemisahan minyak yang sebelumnya membutuhkan satu hari penuh kini dapat dipersingkat secara signifikan. “Hasilnya jauh lebih cepat, dan minyak yang terpisah pun lebih bersih. Ini sangat membantu kami,” ujar Bu Anis dengan penuh antusias.
Selain mempercepat proses kerja, alat ini juga memungkinkan limbah tepung yang sebelumnya terbuang menjadi bahan campuran pakan ternak, sedangkan minyak yang terpisah dapat digunakan kembali untuk kebutuhan lain.
Meski alat ini telah memberikan dampak positif, tim mengakui bahwa masih ada ruang untuk penyempurnaan. Salah satu fokus pengembangan ke depan adalah meningkatkan mekanisme penyaringan agar partikel kecil tidak ikut terbawa dalam hasil akhir.
Menurut anggota Sub Kelompok 1, inovasi ini tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi kerja UMKM, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan. “Melalui inovasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa teknologi tepat guna tidak harus rumit atau mahal untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi tim dalam memahami penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah lokal. “Kami berharap alat ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.
Inovasi ini diharapkan mampu menjadi langkah awal yang memotivasi lebih banyak kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam mendukung keberlanjutan UMKM di Indonesia.