Minke id – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak usahanya, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), berhasil mengukuhkan diri kembali sebagai produsen gula terbesar di Indonesia. Pencapaian ini mengingatkan kejayaan industri gula nasional pada tahun 1930, ketika Indonesia menjadi salah satu produsen gula terbesar di dunia.
Menurut data terbaru, produksi gula nasional pada akhir giling tebu 2024 mencapai 2,46 juta ton, meningkat 190 ribu ton atau 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. PTPN Group memberikan kontribusi signifikan dengan peningkatan produksi sebesar 13 persen, dari 752 ribu ton pada 2023 menjadi 851 ribu ton pada 2024.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja keras serta strategi perusahaan.
“Tentunya ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula nasional,” ujarnya.
PTPN Group berperan besar dalam meningkatkan produksi gula nasional melalui berbagai langkah strategis, di antaranya Revitalisasi pabrik gula untuk meningkatkan efisiensi produksi, peningkatan teknologi budidaya tebu guna meningkatkan produktivitas, Ekspansi lahan perkebunan tebu untuk memperbesar kapasitas produksi, dan Digitalisasi dan modernisasi sistem produksi guna meningkatkan efektivitas operasional.
Ghani menambahkan bahwa keberhasilan PTPN juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor gula dan mempercepat target swasembada gula konsumsi pada tahun 2027.
“PTPN Group siap menjalankan peran sebagai stabilisator pasokan dan harga gula nasional, guna mendukung ketahanan pangan dan sektor energi nasional,” tambahnya.
Sebagai bagian dari komitmen menuju swasembada gula, PTPN III melalui PT SGN bersama Kementerian Koordinator Pangan dan Kementerian Pertanian telah meluncurkan program Menuju Swasembada Gula Nasional (Manis) pada akhir 2024.
Mahmudi, Direktur Utama SGN, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis, termasuk penguatan petani tebu rakyat dengan mendukung 2.150 satgas pendamping, program perbaikan ratoon tebu rakyat untuk meningkatkan produktivitas, penyediaan benih unggul guna mendukung program ratoon, peningkatan rendemen tebu melalui varietas unggul dengan proporsi 30% masak awal, 40% masak tengah, dan 30% masak akhir, dan Digitalisasi ekosistem tebu rakyat dengan peluncuran aplikasi ETERA berbasis Android.
Selain itu, PTPN juga bekerja sama dengan kementerian terkait untuk membuka akses pendanaan bagi petani tebu. Kini, mereka dapat mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus klaster petani tebu tanpa batasan plafon.
“Hal ini sangat membantu petani tebu dalam memenuhi kebutuhan modal kerja mereka,” pungkas Mahmudi.
Dengan berbagai strategi dan dukungan pemerintah, PTPN optimistis dapat mengembalikan kejayaan industri gula nasional. Target swasembada gula konsumsi pada 2027 semakin dekat, seiring dengan peningkatan produksi dan efisiensi yang terus dilakukan.
Melalui sinergi antara pemerintah, petani tebu, dan industri perkebunan, Indonesia diharapkan dapat kembali menjadi negara produsen gula yang kuat, sekaligus mendukung kemandirian pangan nasional.