Minke.id – Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, tengah mengambil langkah strategis dalam memperkuat sektor ekonomi informal melalui pembentukan inkubator bisnis untuk UMKM. Langkah ini diyakini akan menjadi solusi jangka panjang atas berbagai permasalahan klasik yang selama ini dihadapi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah: permodalan, pendampingan, dan pemasaran.
“Inkubator bisnis ini bisa kita sebut sebagai middle instrument, atau dalam istilah lain disebut creative hub. Ini adalah alat bantu menengah dari hulu ke hilir yang menjembatani pelaku UMKM dengan sumber daya yang mereka butuhkan,” ujar Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, Senin (7/4/2025).
Dalam konsep ini, Pemkab Situbondo akan memfasilitasi akses modal UMKM melalui kerja sama dengan perbankan. Menariknya, pemerintah akan menanggung bunga pinjaman tersebut sehingga pelaku usaha tidak lagi terbebani oleh biaya tambahan. “Kalau teman-teman UMKM butuh modal Rp10 juta hingga puluhan juta, banknya kita hadirkan. Bank itu juga akan menjadi bagian dari sistem mentoring,” jelas Rio.
Lebih lanjut, Rio menyebut bahwa pemerintah telah menghitung kebutuhan anggaran untuk program subsidi bunga kredit ini, yang diperkirakan hanya membutuhkan Rp2 hingga Rp3 miliar per tahun. “Artinya, pelaku UMKM tidak perlu khawatir lagi terhadap bunga pinjaman,” tegasnya.
Tak hanya itu, inkubator bisnis UMKM ini juga akan membantu dari sisi pendampingan usaha dan akses pemasaran, sehingga pelaku UMKM tidak lagi berjalan sendiri. Rio menekankan pentingnya pendekatan baru dalam melihat potensi ekonomi daerah. “Kita ini tidak punya kekayaan sumber daya alam seperti Bojonegoro atau Kutai Kartanegara. Tapi kita punya posisi strategis: jalur lintas dagang utama dari Bali ke Jawa,” katanya.
Dengan posisi geografis tersebut, Pemkab Situbondo berkomitmen membuka akses lebih luas bagi UMKM agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Rio bahkan menyebut bahwa semua sektor produktif kini harus dilihat dari kacamata kewirausahaan. “Fotografer itu UMKM. Petani, pelaku kuliner, semua harus kita dekati dengan paradigma UMKM, entrepreneur,” ungkap Rio.
Langkah inovatif ini menjadikan Situbondo sebagai salah satu daerah pionir dalam mengembangkan inkubator bisnis UMKM di Indonesia. Dengan strategi terukur, sinergi antar lembaga, dan pendekatan visioner, Situbondo berharap bisa menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif, mandiri, dan mampu bersaing di pasar nasional hingga internasional.