Minke.id – Upaya pengembangan produk ramah lingkungan berbasis ecoprint terus digalakkan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Malang. Pada Sabtu (28/6), pelatihan ecoprint dengan mordan Epsom dan Tunjung digelar di UMKM Aiseco, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produk tekstil alami, sekaligus memperkuat daya saing produk unggulan lokal.
Pelatihan ini melibatkan puluhan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari pelaku usaha kecil, perajin kain, hingga mahasiswa dan dosen yang memiliki ketertarikan terhadap teknik pewarnaan alami ramah lingkungan.
“Kami memilih mordan Epsom dan Tunjung karena keduanya mudah didapat, aman bagi lingkungan, dan cocok untuk skala UMKM. Hasilnya pun tajam dan tahan lama,” ujar Prof. Wehandaka Pancapalaga, dosen Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sekaligus instruktur pelatihan.
Kegiatan ini didukung oleh program Kemdiktisaintek dan menjadi bagian dari pengabdian masyarakat berbasis riset. Beberapa mahasiswa dari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dan lima mahasiswa Prodi Peternakan UMM ikut terlibat aktif dalam pelatihan.
Kolaborasi antara akademisi dan pelaku usaha ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi pendidikan tinggi dengan industri kreatif lokal bisa menghasilkan produk ecoprint berkualitas tinggi yang ramah lingkungan.
“Kami ingin mengembangkan kualitas produk ecoprint Aiseco agar bisa dikenal sebagai unggulan dari Desa Sumbersekar,” ujar salah satu mahasiswa peserta kegiatan.
Peserta pelatihan belajar membuat motif ecoprint dengan teknik pounding (memukul daun ke kain) dan steaming (penguapan). Daun-daun lokal seperti jati, jarak, dan lanang digunakan untuk menciptakan motif artistik yang khas.
Penggunaan mordan alami seperti magnesium sulfat (Epsom) dan ferro sulfat (Tunjung) terbukti membuat hasil pewarnaan lebih tajam, merata, dan tetap ramah terhadap lingkungan serta tidak merusak serat kain.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami. Dengan teknik baru ini, produk kami bisa lebih bervariasi dan menarik,” ujar Riati Hasan, pemilik UMKM Aiseco.
Pelatihan ini menjadi langkah awal bagi Desa Sumbersekar untuk berkembang sebagai sentra kerajinan ecoprint di Kabupaten Malang. Dukungan dari kampus dan pihak industri kreatif lokal diharapkan bisa terus berlanjut melalui riset, promosi, dan pelatihan berkelanjutan.