Minke.id – Siapa bilang tempe hanya bisa digoreng atau dibacem? Di tangan kreatif ibu-ibu PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Asri Desa Beji, Kecamatan Junrejo, tempe kini naik kelas menjadi sosis tempe beku siap saji yang praktis, bergizi, dan berdaya jual tinggi.
Produk ini menjadi terobosan baru dalam inovasi pangan lokal sekaligus strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Tak hanya mengolah potensi tempe sebagai komoditas unggulan, mereka juga membuka peluang baru bagi pelaku UMKM kuliner Kota Batu.
Menurut Kepala Desa Beji, Deny Cahyono, ide kreatif ini lahir dari semangat kolaborasi warga dalam memaksimalkan potensi lokal.
“Tempe yang sudah jadi diolah dengan bumbu, dibentuk adonan, dan dicetak menyerupai sosis. Bisa langsung digoreng, praktis, dan bergizi,” ujar Deny.
Lebih dari sekadar produk kuliner, sosis tempe Desa Beji merupakan langkah strategis menuju kemandirian ekonomi desa. Saat ini produksi masih terbatas, namun Deny optimistis potensi pasar terbuka lebar.
“Kami ingin produk ini menjadi ikon baru pangan khas Desa Beji,” tambahnya.
Untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan, Pemdes Beji menggandeng Akademi Analis Farmasi (AKA) Farma Malang. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kandungan protein dalam tempe tetap stabil meski diolah menjadi sosis, menjadikannya alternatif sehat dan aman untuk konsumsi keluarga.
Desa Beji bukan pemain baru dalam dunia inovasi. Sebelumnya, mereka sukses meraih Juara 2 Anugerah Inovasi Daerah Jatim 2022 melalui mie Sule (mie kulit kedelai). Tak hanya di sektor pangan, mereka juga merintis batik motif tempe yang kini digunakan sebagai seragam di puskesmas dan sekolah.
“Motif batik ini bahkan akan jadi almamater dalam promosi batik khas desa,” jelas Deny.
Selain kuliner dan batik, warga juga rutin mengikuti pelatihan kerajinan dari kain perca, seperti pembuatan keset. Semua ini menjadi bagian dari upaya menjadikan Desa Beji sebagai model desa mandiri dan inovatif berbasis potensi lokal.