SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Sejak kegiatan bongkar muat batubara di Pelabuhan Gresik Jasa Tama (GJT) dihentikan, keberlangsungan hidup warga di Kelurahan Kroman, Lumpur dan Kemuteran Kecamatan Gresik kini menjadi lebih nyaman.
Sulhiyah Rahmawati, warga Kemuteran menuturkan rumahnya menjadi lebih bersih, hidupnya lebih sehat serta lebih tenang dibanding sebelumnya.
“Sekarang saya sudah berani nyuapin anak di luar rumah. Matur nuwun Gus Yani,” ungkap Ibu lima anak ini, Kamis (26/11).
Seperti diketahui penghentian aktivitas bongkar muat batu bara disepakati warga dan GJT, yang dipimpin Gus Yani, saat itu Ketua DPRD Gresik.
Selama menjadi Ketua DPRD Gresik, Cabup nomor urut 2 menerima tiga kali aksi demonstran dari warga yang terdampak polusi debu batubara.
“Setelah mendengar kelompok yang pro dan kontra, serta berbagai pihak, akhirnya saya sepakati untuk dihentikan pertimbangannya kemanusiaan,”ujar Gus Yani.
Di sela-sela kampanye, Gus Yani menyempatkan mengunjungi wisata Bale Keling, dermaga kayu yang viral dan ramai dikunjungi wisatawan.
Ia menyadari lahir sebuah harapan baru setelah masyarakat di tiga kelurahan itu, terbebas dari lingkungan yang sebelumnya terdampak polusi debu selama bertahun-tahun.
“Minggu lalu saya ke sana ngobrol dengan pengelola, disampaikan sebulan bisa dikunjungi 8 ribu orang. Bahkan Agustus kemarin, tembus 12 ribu orang,” katanya.
Yang lebih penting, ujar Gus Yani, adalah dampak ekonomi bagi warga sekitar. Semakin banyak kunjungan, maka akan semakin banyak peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan.
“Pendekatan dan filosofi inilah prioritas kami dalam mewujudkan Gresik Baru. Bagaimana proyeksi pembangunan memiliki dimensi pemberdayaan masyarakat. Bukan sekadar membuat landmark atau patung di tengah kota dengan biaya besar, tapi tak memberi dampak apapun bagi masyaraka,” tegasnya. (san)