Minke.id – Sebanyak 48 kedai UMKM Pasar Oro-Oro Dowo berpartisipasi dalam Festival Jajanan Pasar, sebuah event kuliner rakyat yang digelar sejak 23 hingga 30 April 2025. Festival ini diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, dengan misi utama mendorong transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Tak hanya meramaikan pasar, festival ini juga menjadi momentum strategis untuk mempercepat digitalisasi sistem pembayaran di kalangan UMKM, khususnya di pasar tradisional Kota Malang.
“Biasanya sudah ramai, apalagi saat akhir pekan. Tapi sejak ada festival ini, pengunjung makin banyak, bahkan dari luar Malang Raya,” ujar Misriati, pemilik Warung Bu Sri di Pasar Oro-Oro Dowo, Kamis (25/4).
Ia menambahkan, penggunaan QRIS memberikan pengalaman berbelanja yang praktis sekaligus menguntungkan, karena pengunjung mendapat potongan harga hingga 10 persen. “Ini sangat membantu pembeli dan penjual. Jadi makin banyak transaksi yang terjadi,” tambahnya.
Menurut Kepala KPw BI Malang, Febrina, Festival Jajanan Pasar tidak hanya digelar di Oro-Oro Dowo, tetapi juga di Pasar Klojen, Tawangsari, dan Sawojajar, dengan total 111 UMKM terlibat. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-111 Kota Malang dan mendukung target 1.000 event Kota Malang 2025.
“Tujuan utama kami adalah mendukung pengembangan UMKM lokal sekaligus memperluas edukasi penggunaan QRIS kepada masyarakat. Ini sejalan dengan visi digitalisasi ekonomi di Kota Malang,” jelas Febrina.
Festival ini menghadirkan berbagai makanan khas Nusantara dari para pelaku UMKM, seperti KleponKu, Bagoplek, Onde-Onde Sukun, Ote-Ote Fam, Lumpia Semarang 83, Pecan Deli, Pastel Premium Olano, hingga Lasagna and Co. Inovasi dan kreativitas para pelaku UMKM pun mendapat tempat istimewa lewat penataan stand yang rapi dan bersih.
Dengan adanya festival ini, para pelaku UMKM pasar tradisional Malang tidak hanya memperoleh peningkatan omzet, tetapi juga merasakan manfaat langsung dari transaksi digital yang efisien dan minim risiko.