Minke.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK Kediri) mencatat pertumbuhan positif pada sektor perbankan di wilayah kerjanya per Maret 2025. Penyaluran kredit tercatat tumbuh sebesar 3,17 persen secara tahunan (YoY), mencapai angka Rp88,52 triliun. Dari total kredit tersebut, UMKM menyumbang 61,34 persen, memperlihatkan peran vital sektor ini dalam mendukung ekonomi lokal.
“Kredit perbankan di Kediri didominasi oleh UMKM. Ini menunjukkan perbankan masih berpihak pada sektor riil yang menyerap tenaga kerja,” ujar Ismirani Saputri, Kepala OJK Kediri, Sabtu (24/5/2025).
Penyaluran kredit terbanyak di wilayah kerja OJK Kediri menyasar pada tiga sektor utama, pertama perdagangan besar dan eceran: 25,69%, kedua konsumtif non-produktif (kepemilikan rumah, kendaraan, dan lainnya): 23,33%, dan ketiga industri pengolahan: 15,49%.
Meski kredit tumbuh, OJK menegaskan bahwa kualitas kredit tetap terjaga, terbukti dengan rasio NPL (Non-Performing Loan) gross yang stabil di angka 2,63 persen.
Selain kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatat pertumbuhan sehat, naik 3,62 persen (YoY) menjadi Rp103,81 triliun. Porsi DPK didominasi oleh tabungan sebesar 64,09% ,dan deposito sebesar 26,14%.
“Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan di wilayah OJK Kediri masih sangat baik,” tambah Ismirani.
Menanggapi keluhan soal lesunya usaha UMKM, OJK menyiapkan sejumlah strategi melalui program edukasi keuangan dan sinergi lintas lembaga. Pemerintah pusat juga mendorong lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan berbagai program daerah seperti KURNIA (Kredit Usaha Melayani Warga Kota Kediri).
Program KURNIA menawarkan suku bunga ringan hanya 2–3 persen, khusus bagi UMKM dengan pinjaman di bawah Rp50 juta.
“OJK juga aktif bersinergi dengan TPAKD dan perbankan untuk pendampingan serta edukasi keuangan. UMKM harus terus berinovasi agar bisa bertahan dan berkembang,” ujarnya.