SURABAYAONLINE.CO – Pelambatan ekonomi di banyak negara yang mengakibatkan anjloknya permintaan secara global diprediksi akan terjadi di tahun 2023. Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memprediksi ekspor Indonesia di tahun depan akan mengalami penurunan sekitar 20 persen.
Agar kinerja ekonomi dalam negeri, khususnya Jawa Timur tetap bisa berjalan normal, maka Kadin Jatim telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. “Ada tiga prioritas utama yang akan kami lakukan di tahun 2023 hingga kami optimistis kinerja ekonomi Jatim bakal tetap tumbuh sebesar 5,72 persen,” kata Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto kepada wartawan di Surabaya, Senin (26/12).
Pertama dengan memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara dengan pertumbuhan yang masih stabil melalui misi dagang. Hal ini sudah dilakukan Kadin Jatim dengan mengikuti misi dagang yang digagas Pemprov Jatim ke sejumlah negara seperti Timur tengah dan Malaysia.
“Tahun ini, ekonomi Malaysia mampu tumbuh sekitar 14 persen, begitu juga dengan Arab Saudi. Kalau terpaksa harus masuk ke negara tujuan ekspor tradisional yang pertumbuhan ekonominya melambat, maka komoditas ekspor harus disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan negara tersebut,” tandasnya.
Lebin lanjut ia mengungkapkan, sejauh ini Kadin Jatim juga ditugasi untuk mengelola Export Center Surabaya (ECS) yang memiliki misi membina Usaha Mirko Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu melakukan ekspor. Di tahun depan, realisasi ekspor melalui ECS diprediksi akan mencapai USD 150 juta dari realisasi di tahun ini sebesar USD 106,588 juta.
Saat ekspor mengalami perlambatan, maka perdagangan antardaerah bisa ditingkatkan. Kadin Jatim secara kontinyu juga mengikuti misi dagang antarprovinsi yang digelar Pemprov Jatim.
Prioritas kedua adalah dengan mendorong peningkatan investasi luar negeri dalam rangka hilirisasi atau down streaming industri sekunder berbasis agro dan pertambangan mineral serta pariwisata. Dengan demikian Indonesia, khususnya Jatim bisa menjadi pusat industrialisasi kebutuhan pokok dunia serta menjadi negara tujuan wisata dunia .
Langkah ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dalam rangka mengantisipasi bonus demografi yang akan terjadi di 2031.
“Pada tahun 2031, Indonesia mendapatkan bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif mencapai 201 juta jiwa. Kadin Jatim bersama Kadin Institute memiliki komitmen besar dalam peningkatan SDM. Peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas ketiga program Kadin di tahun depan,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Perdagangan Luar Negeri Kadin Jatim Tomy Kaihatu yang juga menjabat sebagai Kepala Pengelola ECS mengatakan, ada sejumlah tugas yang dibebankan pemerintah kepada ECS. Di antaranya sosialisasi, pendampingan dan konsultasi bagi UMKM orientasi ekspor, memberikan akses pasar hingga identifikasi produk unggulan layak ekspor serta target ekspor bagi eksportir baru.
Pada tahun 2022, realisasi ekspor melalui ESC berhasil mencapai USD 106,588 juta, melebihi target yang ditetapkan sebesar USD 100 juta.
Begitu juga dengan pendampingan, ada sekitar 404 pengusaha yang telah mendapatkan informasi pasar ekspor dari target sebesar 200 pengusaha. ”Pemahaman pengusaha terhadap sejumlah perjanjian perdagangan bebas atau FTA juga mencapai 8,29 persen dari target 5 persen,” jelas Tomy.
Adapun untuk peningkatan SDM, Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim Nurul Indah Susanti yang juga menjabat sebagai Direktur Kadin Institute menegaskan bahwa pada tahun ini, ada sejumlah capaian yang telah berhasil dilaksanakan Kadin Institute dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dan ketenagakerjaan di Jatim.
“Melalui Kadin Institute, kami telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi untuk 1.284 peserta, pelatihan asesor sebanyak 102 asesor. Juga telah melaksanakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja sebanyak 6 kali, kerjasama dengan IHK Trier Jerman,” terang Nurul.
Kadin Institute juga telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi pemeriksa atau kurator produk UMKM sebanyak 187 kurator dan telah berhasil mengkurasi 825 UMKM dengan jumlah produk sebanyak 1.300 item produk. “Pada tahun depan, harapan kami akan mampu melakukan pelatihan dan uji kompetensi kepada 1.540 peserta,” katanya.
Agar target tersebut terpenuhi, Kadin Jatim dan Kadin Institute menargetkan pendirian Rumah Vokasi di empat daerah. “Sebagai pilot project, Rumah Vokasi sudah didirikan di Gresik. Rumah Vokasi ini berfungsi sebagai tempat industri untuk melakukan komunikasi dengan seluruh stakeholder terkait dalam peningkatan SDM, termasuk dalam hal harmonisasi kurikulum antara dunia industri dengan dunia pendidikan,” pungkasnya.