SURON.CO, Mojokerto – Produk UMKM kerupuk singkong asal Kota Mojokerto ini sukses menembus pasar Timur Tengah. Arik Agustiani (52) pemilik produk kerupuk singkong ini mengatakan, produknya diberi nama Cassava. Awalnya dari pemikiran dia untuk membantu ekonomi rumah tangganya. Bila suaminya tidak bisa bekerja lagi.
Awalnya tahun 2004, dia aktif mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan kerupuk singkong yang diadakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat (BPPM) Kota Mojokerto. Setelah menerima ilmu, dia ingin berinovasi mengenai proses pembuatan, mencetak bahan, dan cita rasanya.
Tahun 2005, dia mulai produksi kerupuk singkong dengan menitipkan atau memasukkan di warung-warung kecil dan pasar-pasar yang ada di Kota Mojokerto. Dengan berjalannya waktu, akhirnya produksi kerupuk singkongnya dapat diterima dan digemari masyarakat luas. Tahun 2009 label kerupuk singkongnya diberi nama Cassava dan merekrut 20 karyawan
“Dulu, awalnya saya membuka toko kelontong atau sembako. Sejak menjamurnya minimarket, toko saya menjadi sepi. Setelah saya mengikuti pelatihan pembuatan kerupuk singkong dari BPPM, di situ saya langsung beralih usaha dengan memproduksi dan memasarkan sendiri kerupuk singkong,” jelas Arik.
Untuk menghasilkan rasa yang sensasi yang enak dan gurih. Terlebih dahulu dia menggali masukan. Termasuk dengan membagi-bagikannya ke sanak keluarga, tetangga, dan para pekerja pabrik. “Setelah menerima berbagai masukan, saya memproduksi lagi dan baru dipasarkan,” imbuhnya.
Kini, produk UMKM kerupuk singkong Kota Mojokerto itu telah membanjiri sebagian besar toko-toko makanan maupun agen-agen makanan di seluruh Jawa Timur dan luar Jawa. Bahkan, produksi kerupuk singkong Cassava ini bisa menembus pasar Timur Tengah, yaitu Qatar.
Arik yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Makanan dan Minuman Mojokerto (IPM3) juga memberdayakan tetangga sekitar untuk direkut sebagai karyawannya. Dia memproduksi kerupuk singkong dengan 2 macam, yaitu matang dan mentah.
Untuk harga kerupuk singkong matang dibuat dengan kemasan 110 gram dan 60 gram. Sedangkan yang mentah 250 gram dan 50 gram. Serta beberapa varian rasa yaitu, pedas, manis, dan bawang. Dia mendatangkan bahan bakunya berupa singkong kuning 200-300 kg singkong per hari., Singkong ini didapat dari petani dari Trowulan, Kabupaten Mojokerto
“Saya sangat bersyukur, omzet bisa mencapai Rp 100 juta per tahun. Saya ikut mengawasi proses produksi yang dikerjakan oleh 20 karyawan. Saya bersama keluarga sangat bangga karena produksi kerupuk singkong Cassava telah menembus Qatar,” ungkapnya.
Selain sukses bersama kerupuk singkongnya, Arik Agustiani juga memperoleh beberapa penghargaan. Di antaranya, prestasi Gugus Kendali Mutu (GKM), IKM World, Penghargaan Sidhakarya (Pemprov Jatim), penghargaan Paramakarya untuk mewakili Jawa Timur berkunjung ke Kementerian Disnaker.
Arik Agustiani juga memuji dan aprisiasi kepada Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang telah mencanangkan program inkubasi wirausaha untuk memulihkan perekonomian Kota Mojokerto pasca pandemi Covid-19.
Keberhasilan program inkubasi Pemkot Mojokerto itu tak lepas dari pendampingan, pemberian bantuan permodalan sesuai bidang usaha masing-masing. Serta pembentukan koperasi atau sering disebut 4P (Pelatihan, Pendampingan, Permodalan, dan Pembentukan Koperasi). Hasilnya, dapat menumbuhkan para pelaku UMKM baru di berbagai bidang.
“Dulu zaman saya, belum ada program inkubasi seperti sekarang ini. Sekarang, para pelaku UMKM bisa bersyukur punya wali kota yang sangat peduli dengan ekonomi rakyatnya. Banyak berbagai bentuk bantuan yang diberikannya kepada para pelaku UMKM pemula,’ katanya
Ribuan wirausaha baru telah diberi bantuan sarana prasarana berupa peralatan dan bahan untuk produksi. Serta dimasukkan menjadi anggota koperasi inkubasi. Arik ingin terus meningkatkan kualitas dan mutu kerupuk singkong.(*)